Film pendek terbaru yang dibuat oleh SEJIWA dan tim baru saja release di Youtube Yayasan SEJIWA 21 Desember 2018 lalu. Film pendek ini mengangkat tema yang masih hangat di era digital yaitu digital parenting (pengasuhan di era digital). Siapakah yang berperan besar dalam digital parenting? Tentu saja jawabannya adalah orangtua, sebagai orang terdekat anak sejak dilahirkan hingga bertumbuh besar.
Saat ini, banyak sekali situasi yang menjadi tantangan bagi orangtua, salah satunya ketika orangtua memiliki kesibukan yang padat. Misalnya saja, pada orangtua yang bekerja; ibu rumah tangga yang memiliki tumpukan tanggung jawab yang harus dikerjakan; orangtua dengan banyak anak sehingga harus membagi waktu dan situasi lainnya yang beragam. Tentu saja berbagai situasi tersebut menjadi tantangan bagi pengasuhan yang diberikan kepada anak. Dalam film pendek arahan SEJIWA, terlihat bagaimana kebiasaan anak tumbuh dari pola pengasuhan sehari-hari yang diajarkan/ditampilkan oleh orangtua baik secara sengaja ataupun tidak sengaja.
Tidak bisa dipungkiri, di era digital ini akhirnya memunculkan gaya pengasuhan baru. Kerap kali ditemukan banyak orangtua yang memberikan anaknya gawai untuk membuat anaknya “tenang” dengan aktivitas bermain gawai. Contohnya aktivitas bermain games online yang sering diunduh dengan sengaja oleh orangtua untuk menjadi media bermain anak. Atau ditemukan aktivitas menonton video di Youtube atau gawai dengan konten anak-anak. Banyak orangtua yang melakukan pembenaran dengan berdasar pada games dan video yang ditonton anak sudah sesuai umurnya. Memang benar bahwa banyak games atau video yang sudah bisa dinikmati, contohnya oleh anak usia 3 tahun.  Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah gawai seolah menjadi “orangtua” baru bagi anak. Banyak kasus dimana orangtua menjadi minim pendampingan dan pengawasan terhadap anak karena terlalu percaya terhadap gawai.
Uniknya, ada juga kasus dimana orangtua justru merasa bangga jika  anak-anaknya sudah pandai bermain gawai sejak usia dini. Jangan heran jika kita melihat anak-anak usia balita sudah diperkenankan memegang ponsel pintar canggih keluaran terkini. Siapa yang salah pada kasus tersebut? Tentu saja orangtua yang kurang pengetahuan dan pemahaman mengenai gawai, dampak yang diberikan dan pengaplikasian ideal pada anak usia dini.
Satu hal yang memang dapat kita sepakati bersama bahwa anak-anak yang merupakan generasi Z tidak bisa lepas dari kemajuan teknologi. Sebaga orangtua, kita pun tidak dapat memblok akses anak secara total terhadap teknologi. Akan tetapi yang dapat dilakukan adalah bagaimana orangtua tetap menjadi yang utama dan pertama bagi anak dibandingkan gawainya. Bagaimana orangtua membuat batasan waktu yang ideal pada anak terhadap akses gawainya, sehingga tidak membuat anak menjadi teradiksi dengan gawai. Dan terakhir, tetap mendiskusikan hal-hal yang mereka akses pada gawainya, sehingga anak tetap berada dalam pengawasan dan pendidikan dari orangtuanya. Melalui film pendek Pelarian, semoga kita dapat mengambil pesan utama yaitu anak adalah anugerah dan menjadi orangtua adalah berkah dari Tuhan. Semoga kita tidak pernah menyia-nyiakan berkah tersebut hanya demi sebuah penyesalan.