SIBERKREASI CLASS : SMART PARENTING Sesi 6 “Mengembangkan Anak menjadi Nitizen Unggul”

RINGKASAN SIBERKREASI CLASS : SMART PARENTING
EPISODE 6
“Mengembangkan Anak menjadi Nitizen Unggul”
Sabtu, 20 Juni 2020
Via Zoom Meeting
#BerkreasiDiRumah #SiberkreasiClass #smartparenting

Episode kali ini, Smart Parenting mendatangkan narasumber Ibu Widuri dari PLT Direktur Eksekutif ICT Watch dan tidak lupa Pematik kita yaitu Ibu Diena Haryana dari Sejiwa.

Orang tua yang bijak selalu melindungi, mendampingi, dan membimbing anak-anak di ranah digital agar mereka menjadi nitizen yang unggul. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap manusia sebagai makhluk sosial tentunya butuh berkolaborasi dan bersosialisasi dengan orang lain, baik dalam dunia nyata maupun digital. Setaip anak, tentunya juga butuh bersosialiasi atau secara sederhananya berteman dengan orang lain di dunia nyata dan digital. Namun, perlu diketahui bahwa baik dunia nyata dan digital merupakan dua dunia yang dapat memberikan dua hal, yakni: positif dan negatif. Kedua dunia ini sebenarnya juga mempunyai bahaya yang sama.

Dunia digital yang datang untuk anak-anak mungkin dapat menjadi suatu kebiasaan dan keseharian di mana anak juga tidak perlu untuk belajar karena mereka sudah melihatnya dalam kesehariannya. Berdasarkan hal inilah, yang kemudian membuat tantangan tersendiri untuk orang tua; Bagaimana orang tua sebagai sumber utama pengasuhan dapat memainkan peran penting agar anak dapat menjadi nitizen yang unggul dalam dunia digital?

Sebagai orang tua yang tidak bisa mengelak akan adanya kemajuan teknologi dan paham akan dunia digital pada anak, kita perlu tahu bagaimana cara untuk menjaga anak dalam dunia digital yang mungkin saja memberikan sejumlah dampak negatif. Hal lain yang menjadi tantangan bagi orang tua adalah saat internet semakin kencang berkembang, keingintahuan anak semakin besar, dan anak memiliki kemampuan untuk bisa menggunakan internet lebih baik daripada orang tua: apa yang akan terjadi? Perlu diketahui juga bahwa seluruh aktivitas anak dalam dunia digital dapat memunculkan jejak digital. Jejak digital ini merupakan segala aktivitas yang dilakukan seseorang dalam dunia digital. Dalam hal jejak digital, orang tua memainkan peran penting untuk menjelaskan kepada anak bahwa apapun yang dilakukan di internet takkan lekang oleh waktu (akan selalu ada). Orang tua dan anak juga perlu memahami bahwa jejak dgitial mungkin akan berpengaruh di masa anak.

Pada awalnya, orang tua sebenarnya harus paham bahwa gadget bersifat netral, bukanlah suatu hal yang selalu menghasilkan dampak negatif. Gadget dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi penggunanya, tergantung dari bagaimana pengguna memaknai dan memakai gadgetnya. Orang tua yang bijak tentunya akan melindungi, mendampingi, dan membimbing anak untuk memakai gadgetnya. Berbagai hal dapat dilakukan oleh orang tua untuk dapat membimbing anak agar terhindar dari dampak negatif penggunaan gadget, antara lain.

  1. Parental control

Parental control merupakan hal yang mungkin tidak asing lagi didengar. Parental control merupakan kontrol yang diberikan orang tua terhadap aktivitas anak dalam bermain gadget. Tentu saja, parental control bukanlah sesuatu yang mudah dan praktis. Dalam menerapkan parental control sebagai bentuk mengawasan pada anak, orang tua perlu untuk membuat diskusi dengan anak. Pengawasan ini penting di mana orang tua perlu untuk tahu aktivitas yang dilakukan anak dengan gadgetnya. Diskusi ini juga penting agar orang tua dan anak paham tentang pentingnya kontrol orang tua untuk mengcegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada anak dalam dunia digital. Adanya diskusi ini juga bertujuan untuk membangun kepercayaan atau trust antara orang tua dan anak.

  1. Screen Time

Screen time merupakan waktu yang dihabiskan anak pada gadget. Screen time ini tergantung dari bagaimana suatu keluarga mengatur waktunya pada gadget. Setiap keluarga memiliki ritme yang berbeda, sehingga aturan atau batas waktu yang dihabiskan anak pada gadgetnya dapat disesuaikan dan didiskusikan bersama. Screen time perlu didiskusikan antara orang tua dan anak agar keduanya sama-sama memahami pentingnya batas waktu dalam bermain gadget.

  1. Screen break

Screen break merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mendampingi dan membimbing anak dalam dunia digital. Screen break disarankan oleh ahli psikologi untuk menanamkan good habist atau perilaku baik. Sehingga, perilaku baik ini akan memunculkan keteraturan anak dalam mengerjakan sesuatu dan mencapai manfaat. Seperti contohnya, pada anak usia 16 – 18 tahun batas maksimal menggunakan gadgetnya adalah 4 jam dengan jeda waktu setiap maksimal 45 menit sekali berhenti (break) dalam aktivitas digitalnya. Semakin kecil usia anak, jeda waktu menggunakan gadgetnya juga akan semakin kecil. Sama halnya seperti parental control dan screen time, untuk mengatur screen break, keluarga dapat menyesuaikannya dengan kondisi keluarganya masing-masing. Hal ini karena setiap keluarga mempunyai ritme berbeda.

  1. Free screen zone

Free screen zone merupakan area bebas gadget di mana pada area ini anak-anak tidak menggunakan gadgetnya. Seperti misalnya, dalam ruang tidur dan makan. Dalam menerapkan free screen zone ini, dibutuhkan pembiasaan untuk bijak terkait dengan di mana kita dapat menggunakan gadget. Orang tua juga turut memainkan peran penting untuk disiplin dalam menerapkan free screen zone ini.

 

Sudah banyak upaya yang dilakukan untuk melindungi anak dalam dunia dgital, baik melalui organisasi, komunitas, dan banyaknya penggerak anak yang fokus akan isu ini. Namun, hal yang seharusnya tidak dilupakan adalah bahwa orang yang harus melindungi anak-anak merupakan pendidik paling utama dan pertama: orang tua. Orang tua adalah orang yang akan mampu melindungi, mendampingi, dan membimbing anak untuk mengantarkan anak menuju manusia cerdas dan sukses dalam kehidupannya.

Anak dapat menjadi nitizen unggul tergantung bagaimana anak dan orang tua sama-sama memanfaatkan dunia digital dengan bijak. Seperti halnya yang disampaikan oleh Ibu Diena “Nitizen unggul adalah anak-anak yang dapat dekat dengan keluarga, tapi juga bergaul dengan lingkungan positif, menjaga jejak digital, selalu memilih hal yang bermanfaat, mampu melindungi dirinya, cerdas dalam ranah online maupun offline, mampunyai karakter baik, dan mengetahui bahwa apapun yang dikerjakannya harus punya keputusan baik, dan melakukan hal bermanfaat untuk bisa mencari solusi-solusi dalam kehidupan”

 

Siberkreasi

In Collaboration with

Yayasan Sejiwa

#BerkreasiDiRumah #SiberkreasiClass #smartparenting