BINCANG SEJIWA EPISODE 62
Wahid Foundation Menebar Toleransi, termasuk pada Program Sekolah Damai
MINGGU, 22 AGUSTUS 2021
Narasumber :
- Mauliya Risalaturrohmah (Capacity Building Officer Wahid Foundation)
- Lamtiar Nababan (SMAN 2 Surabaya)
- Diena Haryana (Pendiri Yayasan SEJIWA)
- Doni Koesoema A (Pakar Pendidikan Karakter)
Dipandu oleh Elsya Sakillah (Program Officer)
Wahid Foundation dalam Menanamkan Nilai Toleransi
Wahid Foundation berdiri pada tahun 2004 dan dipimpin langsung oleh Ibu Yeni Wahid. Sampai saat ini, Wahid Foundation terus berusaha untuk mengimplementasikan nilai-nilai dari almarhum K.H Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur di dalam program-program yang dijalankan. Beberapa program yang dijalankan oleh Wahid Foundation di antaranya adalah pemberdayaan masyarakat baik di desa maupun di lingkungan pendidikan, advokasi kebijakan, dan juga riset.
Mba Mauliya sebagai Capacity Building Officer di Wahid Foundation bertanggung jawab langsung di dalam beberapa program terkait bidang Pendidikan, secara spesifik di SMA dan SMAK negeri. Selain itu, Mba Mauliya juga bertanggung jawab di dalam program pemberdayaan perempuan di desa, yaitu program Gus Dur School for Peace, yang berfokus pada pengembangan kapasitas anak-anak muda usia 17 tahun ke bawah dan juga usia 18-30 tahun). Program Gus Dur School for Peace merupakan program untuk masyarakat desa di beberapa wilayah yang merupakan daerah binaan Wahid Foundation. Program ini juga berintegrasi dengan program Sekolah Damai.
Sekolah Damai merupakan program yang berangkat dari hasil riset Wahid Foundation pada tahun 2016 di mana ditemukan bahwa sekitar 60% dari total responden yang merupakan anggota organisasi rohis (rohani islam) memiliki pemahaman yang pendek mengenai arti dari jihad. Sebagian besar responden tersebut mengatakan bahwa mereka ingin berjihad ke negara-negara konflik. Hasil dari survey ini cukup mengkhawatirkan sehingga Wahid Foundation berinisiatif untuk menanamkan nilai-nilai perdamaian dan toleransi di sekolah melalui program Sekolah Damai pada tahun 2017.
3 Pilar Sekolah Damai
Di dalam program Sekolah Damai terdapat kegiatan-kegiatan yang kreatif dan sistematis, yang disesuaikan dengan konteks lokal di mana kegiatan itu berlangsung. Di dalam setiap program Sekolah Damai, terdapat tiga pilar yang diberikan, di antaranya:
- Pilar Kebijakan
Di dalam pilar kebijakan, setiap program yang diberikan melalui Sekolah Damai diharapkan bisa berpengaruh terhadap kebijakan yang ada di sekolah. Sebagai contoh, program capacity building diharapkan dapat mendorong sekolah untuk mengakomodir kebutuhan seluruh warga sekolah melalui kebijakan yang ditetapkan di sekolah.
- Pilar Lingkungan Sekolah
Melalui pilar ini, diharapkan bahwa seluruh warga sekolah mampu bergotong royong untuk menanamkan nilai dan budaya damai, sehingga bukan hanya satu pihak saja yang mengerti dan mengamalkan nilai-nilai perdamaian, tetapi juga seluruh perangkat sekolah mampu meresapi dan mengimplementasikan toleransi dan kedamaian terutama di lingkungan sekolah.
- Pilar Organisasi Siswa
Pada pilar organisasi siswa, diharapkan bahwa organisasi kesiswaan yang ada di sekolah dapat mengembangkan program kerja yang tidak hanya berfokus pada organisasinya itu sendiri, tetapi juga dapat membentuk kolaborasi dengan organisasi lain untuk membuat suatu program yang bertujuan untuk menanamkan nilai toleransi kepada para siswa, misalnya kegiatan kunjungan ke berbagai tempat ibadah untuk dialog lintas agama.
Program Sekolah Damai Menurut Peserta Didik
Lamtiar merupakan salah satu peserta didik kelas 12 di SMAN 2 Surabaya yang pernah mengikuti program Sekolah Damai. Lamtiar pertama kali mengikuti program Sekolah Damai pada tahun 2019, saat ia masih duduk di kelas 10. Beberapa kegiatan yang pernah Lamtiar ikuti adalah webinar dialog antar agama dimana ada tiga pemuka agama dari tiga agama yang berbeda, yang saling berdialog mengenai toleransi dan kedamaian. Menurut Lamtiar, kegiatan seperti ini bisa membuka pikiran para peserta didik untuk menerima dan menghargai perbedaan yang ada di lingkungan kita. Dengan adanya kegiatan tersebut, Lamtiar menjadi lebih memahami makna dari toleransi itu sendiri, bukan hanya sekedar definisi, tetapi juga bagaimana ia bisa mengimplementasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Lamtiar juga bercerita bahwa teman-temannya yang telah mengikuti program Sekolah Damai menjadi lebih sadar bahwa Indonesia itu beragam dan harus saling menghormati di dalam keberagaman tersebut.
Merawat Nilai-Nilai Gus Dur dalam Wahid Foundation
Gus Dur merupakan sosok yang sederhana, beriman, dan memiliki wawasan dan perspektif yang luas, yang pemikirannya dapat merengkuh semua orang dari beragam latar belakang. Wahid Foundation di dalam program-programnya berusaha untuk selalu merawat nilai-nilai dari almarhum Gus Dur. Wahid Foundation bekerja bukan hanya di level lokal, tetapi juga internasional karena nilai-nilai yang dibawa merupakan nilai kemanusiaan.
Kita semua terlahir dan diciptakan oleh Tuhan, oleh karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk saling memecah belah sebagai sesame ciptaan Tuhan. Pandangan seperti ini muncul melalui proses yang dialami, dan dipraktikan oleh Gus Dur sendiri. Nilai respek dan saling menghargai seperti ini diwujudkan oleh Gus Dur di dalam sistem yang ada di masyarakat dan bisa terus bertahan hingga saat ini. Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan oleh program Sekolah Damai yang juga menyentuh dari sisi kebijakan di sekolah, dimana kebijakan itu sendiri yang nantinya dapat mengatur perilaku individu. Peran guru sebagai role model bagi para peserta didik di sekolah menjadi sosok sentral di dalam penanaman nilai-nilai toleransi di sekolah.
Bagi Sahabat SEJIWA yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Program Sekolah Damai, dapat menyaksikannya pada link di bawah ini:
Yayasan SEJIWA
“Service for Peace”