BINCANG SEJIWA EPISODE 24
“Menjadi Bapak Jaman Now”
Minggu, 08 November 2020
BS Episode 24 1

Narasumber:

Dipandu oleh Andika Zakiy (Program Koordinator Yayasan SEJIWA)

Mas Fredy merupakan sosok ayah yang mempunyai dua orang anak: seorang putri berumur 9 tahun dan seorang putra berumur 4 tahun. Beliau berprofesi sebagai freelance arsitek yang mana pekerjaan yang beliau pilih dilatar belakangi dengan kemauan Mas Fredy untuk mau mencurahkan perhatiannya kepada anak sehingga beliau memilih untuk bekerja di rumah. Hal lainnya adalah adanya keprihatinan Mas Fredy yang melihat bahwa banyaknya orang tua di Jakarta yang tidak cukup memiliki waktu untuk bertemu dengan anak.

Arti Keluarga Menurut Mas Fredy

Keluarga merupakan suatu wadah untuk berpulang. Keluarga merupakan suatu proses bahwa setiap individu akan berkeluarga dan di fase itulah setiap orang akan belajar banyak hal, belajar dan mengajar: Setiap anak akan dipersiapkan orang tuanya untuk menghadapi hidup dan nantinya anak akan mengajarkan kepada ‘anak’nya. Keluarga juga seperti tongkat estafet yang harus mewariskan nilai-nilai luhur dan kebaikan yang harus diteruskan secara berkelanjutan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Mas Fredy merupakan sosok hebat bagi keluarganya. yang memprioritaskan keluarganya, pelindung keluarga, dan senantiasa menjadi sosok yang memberikan segala kasih sayangnya untuk keluarga. Sosok ayah yang mengetahui dan memahami keluarganya, hal ini terlihat dari mudahnya beliau menjelaskan setiap karakteristik anaknya.

Menurut Mas Fredy, menjadi seorang ayah tidak terlepas dari parenthood dan kerja sama tim yang kompak dengan istri. Mas Fredy dan istri mempunyai komitmen dan kesepatan yang dibangun dengan istri terkait dengan pengasuhan anak. Partisipasi anak dalam keluarga juga merupakan hal penting bagi Mas Fredy dan istri dengan berprinsip adanya learning by example. Mas Fredy berusaha untuk mengajak anak dalam terlibat dalam kegiatan rumah, seperti mencuci sepeda bersama dan membersihkan rumah bersama. Mas Fredy dan istri juga mengajarkan kepada anak tentang nilai toleransi dan perasaan emosi, sehingga dapat membentuk karakter anak.

Kerja sama dan Partisipasi Keluarga Menurut Mba Diena dan Mba Eva

Mas Fredy dan keluarga merupakan sosok keluarga yang memiliki kerja sama tim yang hebat. Setiap anggota keluarga diajak untuk membantu satu sama lain dan menjalankan tanggung jawab sesuai porsinya. Mas Fredy dan istri juga mengajak keterlibatan anak dalam setiap kegiatan. Menurut Mba Diena, adanya keterlibatan atau partisipasi anak dalam kegiatan di rumah memberikan dampak kepada anak, antara lain:

  1. Adanya life skills yang tumbuh pada anak

Anak memerlukan life skills atau keterampilan untuk hidup. Keterampilan ini adalah keterampilan untuk bisa melakukan segala fungsi di dalam kehidupan. Life skills ini yang kemudian akan menumbuhkan kegigihan dan daya juang anak, serta membangun leadership pada anak. Life skills akan tumbuh ketika orang tua memberikan contoh dan melibatkan anak dalam setiap kegiatan.

  1. Menumbuhkan survival skills atau keterampilan untuk bertahan hidup

Keterampilan untuk bertahan hidup akan muncul, seperti misalnya memiliki cara-cara lain untuk bertahan hidup apabila dihadapi suatu masalah.

  1. Keluarga akan bahagia dan saling mendukung satu sama lain.

Selain itu, adanya kerja sama yang kompak dalam sebuah rumah tangga memberikan kestabilan dalam keluarga. Seorang ayah sebaiknya terlibat dalam setiap aktivitas keluarga.

Menurut Mba Eva, banyak keuntangan yang didapatkan dari adanya teamwork yang baik dalam rumah tangga, antara lain:

  1. Wellbeing dari istri dan suami akan terjaga, dimana masing-masing merasa bahwa ada pendukung dan tidak merasa bahwa setiap pekerjaan tertentu hanya dilakukan oleh salah satu pihak saja.
  2. Mencegah kecemburuan kepada salah satu pihak terkait dengen pekerjaan yang dilakukan.
  3. Mencegah adanya konflik dari perasaan tidak menyenangkan yang mungkin dipendam oleh salah satu pihak.

Sosok Ayah Ideal Menurut Mba Eva

Sosok ayah ideal menurut Mba Eva tidak bisa disamakan antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. Sosok ayah ideal bagi keluarga tergantung dari bagaimana keluarga mendefinisikan figur ideal tersebut. Namun, apabila dilihat dari sisi keilmuan, sosok ayah ideal adalah sosok yang “terlibat” dalam keluarganya: tidak hanya menjadi breadwinner atau pencari nafkah.

Sosok Ayah Saat Ini Menurut Mba Eva

Saat ini, banyak ayah yang belum terlibat dalam berbagai aktivitas keluarganya. Hal ini bisa dilihat dari beberapa alasan yang mungkin menjadi alasan: 1) ayah mengira bahwa urusan rumah merupakan urusan istri dan ayah mempercayakan pekerjaan rumah kepada istri 2) belum adanya kesadaran bahwa terdapat banyak manfaat yang didapatkan oleh anak apabila ada keterlibatan pengasuhan ayah. Mba Eva juga memberikan cara untuk mengubah paradigma agar sosok ayah dapat terlibat dalam keluarga, antara lain:

Karakter yang Harus Dimiliki Keluarga Menurut Mas Doni

Sosok ayah adalah sosok pejuang dalam menjaga kehidupan atau martabat di dalam rumah tangga. Peranan ayah tergantung dari persepsi masyarakat yang muncul dan dalam proses pendidikan karakter, akan selalu ada dua kekuatan: ayah dan ibu yang menyeimbangkan kekuatan pembentukan karakter anak. Biasanya, ayah adalah simbol kekuatan dan ibu adalah simbol kelemah lembutan. Namun, hal yang perlu diketahui adalah bahwa bagaimana sosok ayah dan ibu membentuk individu anak, bagaimana pendidikan orang tua yang kemudian akan berpengaruh kepada pembentukan karakter anak. Keluarga harus diiringi oleh adanya keselarasan dan keseimbangan antara anggota keluarganya, terlebih antara suami dan istri yang berperan dalam proses pembentukan karakter anak.

Bantuan atau pendidikan dari para ayah ini akan sungguh-sungguh melekati kepribadian anak menjadi pribadi yang utuh, memperoleh didikan kasih sayang dari ayah dan ibunya” (Doni Koesoema A)

“Kalau kita ingin menjadikan putra-putri yang terbaik, sukses dalam kehidupan mereka, cerdasa karakternya baik, mandiri dan menjadi sosok yang bermanfaat bagi dirinya dan sesamanya, maka para ayah cintailah para istri. Kenapa? Karena dengan mencintai istri, para istri akan all out memberikan yang terbaik bagi anal-anaknya. Cintailah anak-anak kita sebesar-besarnya, sebaik-baiknya, karena mereka tidak akan membiarkan kita kecewa, mereka akan menjadi sesuatu dalam kehidupannya, mereka akan menjadi sosok yang tegar, taguh, bertanggung jawab, dan mereka akan mencintai ayahnya dengan sepenuh hati mereka dan mereka akan mencintai ibunya dengan sepenuh hatinya.” (Diena Haryana)

“Kepada para ayah, mari kita kembali ke keluarga, kita dukung keluarga kita, dan terlibatlah dalam berbagai aktivitas dalam keluarga kita. Dan mudah-mudahan dengan keterlibatan kita, keluarga kita akan semakin tangguh, kuat,dan tahan terhadap berbagai permasalahan yang ada. Kepada para ibu, jangan sungkan untuk mengajak para ayah terlibat, Jangan ada perasaan sungkan. Kepada masyarakat, mudah-mudahan acara-acara seperti ini akan banyak dan menjamur, penguatan fungsi ayah kepada keluarga akan semakin ada.”(Dr. Yuliana Eva Riany)

“Untuk para calon ayah dan ayah, kita bangun komunikasi yang terbuka dengan istri dan anak. Biasakan kita terbuka dahulu, dengarkan, jangan mengambil keputusan dengan emosional. Komunikasikan dengan anak dan istri, mudah-mudahan keluarga kita bisa menjadi baik, kita wariskan nilai-nilai baik juga kepada anak. Dengan mewariskan nilai-nilai baik itu, keluarga kita akan menjadi baik dan masyarakat juga akan lebih baik(Freddy Setiawan)

Untuk menyaksikan kisah inspiratif Mas Freddy secara lengkap, Sahabat SEJIWA dapat menyaksikannya pada link berikut:

Salam Damai,

Yayasan SEJIWA

Service for Peace