BINCANG SEJIWA EPISODE 37:
“MEREKA PERNAH TERGUNCANG TAPI SEKARANG MEREKA TEGAR”
Narasumber:
- Zahira Xenia (Entrepreneur)
- Aufa Kartadiredja (Musisi)
- Diena Haryana (Pendiri Yayasan SEJIWA)
- Doni Koesoema A ( Pakar Pendidikan Karakter)
Dipandu oleh Andika Zakiy (Koordinator program SEJIWA)
Kesibukan Zahira Saat Ini dan Bangkit Dari Ketepurukan
Zahira Xenia Asmara Putri merupakan mahasisiwi semester 5 Universitas Al Azhar Indonesia jurusan ilmu komunikasi konsentrasi public relations. Zahira pernah mengalami masa sulit dan feeling down saat kecil dimana Zahira pernah mengalami depresi yang membuatnya sulit belajar dan berkegiatan secara normal, yang mana penyebab depresinya merupakan keadaan keluarganya pada saat itu. Zahira mengalami masa sulit ini kurang lebih selama empat tahun bahkan sampai mengalami bully. Hal itu membuat zahira mencari dan menyibukan dirinya dengan banyak kegiatan seperti mengikuti cheerleaders, membuat kue, dan make up, sehingga banyaknya kegiatan membuat Zahira menemukan passionnya. Selain dengan menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan, orang tuanya juga tetap mendukung untuk keluar dari kondisi tersebut.
Kegiatan Aufa Saat Ini dan Bangkit Dari Ketepurukan
Aufa Kartadiredja merupakan seorang musisi berusia 20 tahun. Kesibukan Aufa saat ini hampir full di dunia musik yaitu sibuk membuat video dan mengadakan acara-acara live streaming. Awal mula Aufa terjun ke dunia musik saat Aufa usia kelas 6 SD dimana ayahnya memperkenalkan beberapa band musik. Hal ini yang kemudian membuat Aufa mulai tertarik dengan musik, khususnya piano. Aufa belajar secara otodidak dengan melihat video tutorial melalui YouTube. Namun, perjalanan awal musik Aufa tidak berjalan mulus. Saat SMP ia sempat ikut audisi music dimana jika memenangkan kompetisi tersebut ia akan mendapatkan hadiah. Saat mengikuti audisinya, Aufa sangat ambisius untuk menjadi pemenang hingga ia memberikan usaha yang sangat besar dan sampai akhirnya ia memenangkan audisi tersebut. Namun, hadiah yang dijanjikan tidak pernah Aufa dapatkan yang membuatnya terpukul dan mengganggu konsentrasi belajarnya. Hal ini ditambah banyak ejekan dan hinaan dari teman-teman Aufa yang ditujukan kepadanya yang membuat Aufa gelisah dan mengikis mentalnya dan kemudian membuat Aufa mulai menjauhi teman dan suka menyendiri. Hal itu dianggap sebuah kegagalan oleh Aufa. Kegagalan ini memberikan dampak sangat besar sampai ke jenjang SMA dimana Aufa sulit untuk bergaul dan sampai pergi ke psikiater karena mengalami halusinasi. Pada saat itu, musik sudah tidak menjadi penghibur tapi musik menjadi hal yang paling mengecewakan. Aufa kemudian berusaha bangkit dan bertemu dengan teman satu frekuensi yang asik dan luwes. Hal yang membantu Aufa bangkit ialah cara pandang hidup temannya yang menjalani hidup dengan caranya sendiri dan jika ada masalah langsung diselesaikan.
Proses Aufa dan Zahira Bangkit dalam Mengatasi Masalah
Sebenarnya banyak orang-orang tegar di dunia ini yang hadir dari kehidupan yang sulit. Peristiwa yang dialami Aufa dan Zahira sama-sama mengalami bullying. Mba Diena mangatakan bahwa kita harus menyadari dalam diri kita banyak hal-hal yang membuat kita down dan kita tidak pernah tahu kapan kita akan mengalangi kondisi tersebut. Apabila kondisi tersebut dialami oleh anak-anak itu akan memperparah dan rentan mengalami kesehatan mental karena kemampuan mereka untuk memfilter dan menganalisa terkait bullying berbeda dengan orang dewasa. Untuk menyembuhkan hal tersebut, membutuhkan waktu yang sangat panjang. Hebatnya Aufa dan Zahira yaitu mereka memilih untuk bangkit dari rasa tidaknyamanan mereka pada kondisi tersebut. Untuk bangkit dari kondisi itu, selain dibutuhkannya keinginan dari diri sendiri untuk berubah, dibutuhkan pula dukungan dari lingkungan dan keluarga karena dukungan tersebut sangat penting untuk menyelamatkan anak-anak dari situasi buruk.
Karakter Yang Dapat Membentengi Diri Ketika Ada Masalah Agar Tidak Lari Ke Hal Negatif
Cara pikir (mindset) yang harus diubah bahwa manusia tidak bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri. Manusia merupakan makhluk sosial bukan manusia yang berpusat pada diri sendiri. Anak lahir dari keluarga dimana keluarga menjadi faktor utama yang mendukung atau tidak. Manusia harus berdamai pada masa lalu dan menerima kondisi masa lalunya sebagai dimensi pembentukan karakter, dimana jika kita melupakan masa lalu dan sejarah akan sulit menemukan rasa cinta dan kebaikan dari orang lain, manusia harus mengikhlaskan karena ia tidak hanya sendiri di dunia ini. Persoalan psikologis tidak cukup ditangani oleh orang tua atau guru tapi butuh ahlinya. Terkadang keluarga tidak bisa menjadi teman seperjalanan dalam keadaan sulit tapi kadang orang lain yang bisa membantu mendapat dukungan. Anak-anak bisa mendapatkan dukungan dari tempat lain dari teman, saudara, pendidikan dan lingkungan untuk meyelesaikan masalahnya. Hal yang paling penting adalah adanya sikap proaktif untuk maju dari dalam diri sendiri. Akan ada jalan kalau kita mau berusaha untuk keluar dari suatu masalah.
Menurut Zahira Tentang Menata Kehidupan Dimasa Depan Dengan Passion
Menurut Zahira, menata kehidupan masa depan harus melakukan hobi yang disenangi untuk mengisi kegiatan sehari-hari. Di masa seperti ini, Zahira memanfaatkan ruang digital untuk memperlajari banyak hal dari hobi dan passionnya. Zahira akan tetap melakukan kegiatannya ini sampai ia sudah bekerja. Zahira pun beharap dapat memiliki bakery dan studio sendiri.
Pemanfaatkan Ruang Digital Oleh Aufa dan Zahira
Aufa memanfaatkan ruang digital mulai dari ia masih SMP saat ia masih sangat menyukai musik. Sampai sekarang, Aufapun masih memanfaatkan ruang digital. Aufa menggunakan platform YouTube dan Facebook, dimana YouTube untuk mengupload hasil cover dan Facebook digunakan untuk mempromosikannya ke teman-teman dan orang banyak. Sedangkan, Zahira memanfaatkan ruang digital dengan menggunakan media sosial untuk mempromosikan kelas zumbanya dan menjual kuenya lewat internet.
Tanggapan Mas Doni Tentang Aufa Dan Zahira Yang Memanfaatkan Ruang Digital
Mas Doni sangat salut terhadap Aufa dan Zahira, dimana di tengah pandemi ini mereka mampu untuk bangkit dari masalahnya dan memaksimalkan penggunaan ruang digital untuk melakukan kegiatan yang positif.
Untuk menyaksikan secara lebih lengkap kisah dari Zahira dan Aufa, Sahabat SEJIWA dapat menyaksikannya pada link berikut:
Yayasan SEJIWA
“Service for Peace”