BINCANG SEJIWA EPISODE 63
AMMARA DAN ADEEVA, 2 ANAK SARAT PRESTASI YANG TERBENTUK OLEH AYAH YANG TERLIBAT
MINGGU, 29 AGUSTUS 2021
Narasumber:
- Ammara Rosyadi (Ashoka Young Changemaker 2021)
- Anas Rosyadi (Eksportir & Direktur Sabar School)
- Adeeva Rosyadi (Caretaker of Environment International Turkey 2019)
- Diena Haryana (Pendiri Yayasan SEJIWA)
- Doni Koesoema A (Pakar Pendidikan Karakter)
Dipandu oleh Andika Zakiy (Program Coordinator)
Adeeva Rosyadi dan Amara Rosyadi adalah sepasang kakak adik gigih, terencana kehidupannya dan sarat prestasi. Keduanya didukung oleh ayah yaitu Pak Anas Rosyadi yang sangat terlibat, dan tentu saja bunda yang penyayang. Keterlibatan ayah ini sangat berdampak menjadikan dua gadis muda tersebut memiliki karakter yang tangguh, serta antusiasme untuk mengeksplorasi kehidupan ini sehingga mereka berprestasi hebat.
Ammara Rosyadi
Dengan usia 14 tahun, Ammara yang saat ini bersekolah di SMA Terpadu Baiturrahman Bandung terpilih dalam Ashoka Young Changemakers dengan bisnis Batuva. Ashoka Young Changemakers adalah sebuah jaringan global dari orang-orang muda yang menciptakan perubahan. Sejak kecil, Ammara bertumbuh dan dekat dengan alam. Ia selalu ditemani oleh Ayah dan Bundanya dalam berkegiatan. Ia berani dan suka menikmati tantangan, ini dibuktikan dengan kesukaannya dalam mendaki gunung. Live in di perkebunan teh, kampung naga, kampung nelayan, dan kampung kreatif membuat dirinya memahami kehidupan sosial masyarakat. Tidak hanya itu, Ammara juga pernah mengikuti turnamen catur hingga tingkat provinsi dan turnamen kempo antar klub tingkat kabupaten. Di sela-sela kesibukannya, Ammara memiliki hobi berolahraga khususnya kempo dan basket suka main alat musik biola dan gitar.
Batuva dan Ashoka Young Changemakers
Ashoka adalah organisasi yang bergerak untuk mengambil pembaharu anak-anak muda di seluruh dunia, dan Ammara menjadi salah satunya. Dalam bergabung dengan Ashoka, ammara memiliki inisiatif yang bernama Batuva, yaitu bisnis sosial untuk membantu petani di Baturaden. Ammara pertama kali mengembangkan Batuva karena class project yang ada di sekolahnya yaitu Sekolah Alam Baturaden. Dalam projek tersebut, siswa diminta untuk meneliti tentang potensi yang ada di lingkungan sekitar, yaitu Baturaden. Baturaden sendiri berada di kaki Gunung Slamet dan memiliki potensi pertanian yang sangat besar. Dari situ, Ammara dan kedua temannya memutuskan untuk meneliti tentang potensi pertanian yang ada di Baturaden. Saat itu, dia dan temannya juga sempat mendaki ke Gunung Slamet hingga pos 2 untuk meneliti tentang tanaman pangan yang bisa dimanfaatkan.
Berbicara dengan petani juga hal yang Ammara dan temannya lakukan untuk mengetahui sudut pandang petani mengenai potensi pertanian yang ada di Baturaden. Dari situlah mereka kami mulai menyusun penelitian menjadi sebuah project yang dinamakan Batuva
Dari Penelitian Tugas Sekolah menjadi Projek Sosial Batuva
Hasil penelitian tersebut dikembangkan lebih lanjut dan diikutsertakan ke sebuah event nasional bernama ISBF (INTERNATIONAL STUDENT BUSINESS FORUM) yang waktu itu diadakan di Yogyakarta. Ammara dan bersama teman setelah itu berdiskusi mau dibawa kemana project tersebut, tapi kedua temannya belum bersedia untuk mengembangka Batuva bersama-sama. Namun di sisi lain Ammara merasakan empati yang kuat terhadap petani-petani di baturaden. Penelitian mereka menunjukkan bahwa para petani masih memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah, maka dia berusaha mengembangkan Batuva dan program-programnya untuk meningkatkan kesejahteraan para petani. Mulai dari situlah, Ammara mengembangkan Batuva sendirian, mulai dari mengembangkan konsep dan berdiskusi dengan orang tua serta keluarga tentang konsep yang dimiliki. Setelah itu, ia menulis program yang dimiliki dan mengembangkan lebih lanjut produk-produk petani. Setelah beberapa bulan, ia mengajak beberapa teman dan petani yang bergabung.
Batuva sendiri memiliki empat program, yaitu antara lain:
- Eco edu: program edukasi yg bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman petani baturaden akan hasil pangan, yang akhirnya diharap dapat meningkatkan kualitas produk petani
- Bagi gizi: program dimana Batuva menyediakan tempat bermain, makanan bergizi, dan edukasi yang baik untuk anak-anak yang berada di desa dan anak-anak para petani
- Jurnal petani: program untuk mengabadikan dan mempublikasikan cerita-cerita para petani yang bekerjasama dengan Batuva, berita2 seputar agrikultur di indonesia, dan program-progra, batuva dituangkan ke dalam sebuah jurnal petani.
- Pemitraan: mencoba bermitra dan bekerjasama dengan beberapa petani di Baturaden untuk meningkatkan harga jual produknya agar kesetaraannya lebih baik. Di program kemitraan ini, Batuva mencoba untuk memberikan petani bimbingan untuk mengembangkan kemasan dan brand yang dimiliki petani di baturaden
Adeeva Rosyadi
Adeeva yang saat ini berusia 16 tahun adalah kakak dari Ammara Rosyadi. Ia suka melakukan kegiatan riset dan menulis. Adeeva juga pernah mendapat penghargaan atas penelitiannya tentang board game dari Caretaker of Environment International dan berkesempatan untuk datang dan presentasi ke Turki pada tahun 2019.
Sejak kecil, Adeeva suka membaca yang suka ditemani oleh Ayah dan Bundanya. Ia juga suka mencoba berbagai hal, mulai dari balet, kegiatan menjaga lingkungan, mengikuti turnamen catur dan kempo. Adeeva juga pernah menulis dan menerbitkan buku sendiri. Buku kumpulan ceritanya ditulis di usia 5 tahun berjudul “Kejora, Kejori, dan 3 Cerita lainnya”. Saat duduk di bangku kelas 4 SD, Adeeva pernah mengikuti event nasional Konferensi Penulis Cilik 2014 di Bogor. Waktu itu bertemu dengan Menteri Pendidikan Nasional, Anies Baswedan
Adeeva suka sekali air dan lautan, suka berenang dan snorkeling. Ia berkeinginan untuk mengkonservasi lautan dan biota laut. Dengan projectnya, ia mengikuti Indonesia Student Scientific Forum 2019. Adeeva memiliki hobi membaca, menulis cerita, main musik, menambah hafalan Al-Quran
Perjalanan Adeeva ke Caretakers of the Environment International Turkey 2019
Mulanya Adeeva diajak bekerja sama dengan murid dari Sekolah Alam lainnya, dan mulai dari situlah Adeeva mengembangkan project board game dengan teman lainnya. Peran Adeeba dalam mengembangkan board game tersebut adalah menerjemahkan board game menjadi Bahasa Inggris, karena tadinya baru ada prototipe yang Bahasa Indonesia. Setelah itu, Adeeva juga membuat poster yang di showcase di acara tersebut. Setelah project tersebut selesai, mereka melakukan survei ke berbagai daerah termasuk Banyumas, Bengkulu, Medan, dan Jakarta. dan ikut kualifikasi di Bogor. Dari 20 lebih project yang diikutkan, hanya 12 project yang terpilih untuk berangkat ke Turki. Dalam mewakili Indonesia di acara Caretaker Environment International Turkey 2019, Adeeva bertemu dengan banyak orang dari 39 negara
Di Turki, Adeeva dan kawannya mempresentasikan projek tersebut, bernama Tuntungan Ground Board Game, yaitu sebuah board game yang menuntut anak-anak muda untuk berpikir kritis. Ini merupakan game edukasi seru yang mengajak siapa saja untuk bermain menjadi pahlawan mengalahkan monster yang menyerang kota dengan memecahkan masalah alam dan sosial, dengan tokoh mitologi dari Indonesia yang mewakili karakter Entrepreneurship, Socialpreneurship, dan Intellectual. Alasan membuat board game adalah agar mereka bisa menyiapkan generasi muda indonesia untuk menghadapi bonus demografi, yaitu kondisi dimana sebuah negara memiliki generasi muda lebih banyak dibanding generasi tua yang mana produktivitas nya lebih baik. Dengan memainkan board game itu, dapat meningkatkan critical thinking dan sikap kompetitif generasi muda Indonesia.
Pendidikan Anak di Dalam Keluarga Oleh Ayah dan Bunda
Semenjak mereka kecil, Pak Anas sebagai ayah dari Ammara dan Adeeva selalu berusaha untuk hadir di tengah-tengah mereka. Pak Anas rela menempuh perjalanan yang cukup jauh dari kantor ke rumah hanya untuk menemani anak-anak, khususnya di jam istirahat kerja. Walaupun hanya sekedar bercanda, bermain, menyuapi makan siang dalam waktu setengah jam dan kemudian balik lagi ke kantor. Ini dilakukan hampir setiap hari.
Selain itu, sedari kecil Pak Anas Dari suka membacakan buku di malam hari sebelum mereka tidur untuk mendongeng.. Dongeng nya merupakan dongeng karangan Pak Anas sendiri berjudul Raksasa, dengan cerita tokoh protagonis melawan tokoh antagonis bernama raksasa. Tokoh protagonis setiap hari berganti sesuai dengan profesi pekerjaan. Misal tukang kayu melawan raksasa, tentara/prajurit, arsitek dan lainnya. Dari situlah Ammara dan Adeeva mengenal berbagai profesi pekerjaan atau karir yang ada di dunia. Saat mendongeng pun, dilakukan dalam keadaan santai, kedua juga berada di bahu kanan dan kiri ayahnya
Cara Agar Fokus dan Sadar terhadap Potensi yang Dimiliki Anak
Ayah dan Bunda menawarkan banyak aktivitas untuk Ammara dan Adeeva. Karena untuk menguasai sesuatu, mereka perlu dikenalkan dengan berbagai aktivitas. Dalam penawaran tersebut juga ada diskusi. Saat mereka masih kecil, diberikan batas 1 bulan untuk mencoba aktivitas tertentu seperti balet, les musik, renang, catur. Jika 1 bulan itu merasa nyaman maka mereka mau meneruskan. Jika tidak, kita akan mengganti lagi aktivitas yang lain sampai mereka menemukan aktivitas yang pas yang mereka suka. Ketika Ammara dan Adeeva beranjak besar, seusia SD dan SMP, batas waktu berkegiatan diperlama. Untuk aktivitas baru, paling tidak 6 bulan harus mengikuti aktivitas yg dipilih, kalo nyaman harus diteruskan. Aktivitas-aktivitas yang dijalankan tersebut membantu Ammara dan Adeeva untuk menjadi aktif, lincah, dan bisa mengenali potensinya.
Hal yang Dilakukan Keluarga yang Membentuk Ammara dan Adeeva
Pemberian aktivitas yang banyak dan beragam membuat Adeeva memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap apa yang dilakukannya. Selain papa suka membacakan dongeng tentang raksasa, sedari kecil suka diajak berbagai macam aktivitas seperti bermain musik, olahraga, juga diajak mengikuti banyak komunitas & organisasi yang akhir nya memudahkan dia untuk punya banyak skill yang dipakai hingga sekarang. Papa dan bunda selalu menanamkan kualitas diri seperti belajar lebih berani; berani untuk bermimpi, berani untuk melangkah. Hal seperti itu yang terus berusaha ditumbuhkan. Papa juga suka memberikan banyak buku yang akhirnya Ammara dan Adeeva memiliki pengetahuan yang bisa diambil oleh mereka dan membuat mereka punya budaya untuk senantiasa membaca buku. Sedari kecil, bunda sama papa berkolaborasi untuk mendidik kami yang akhirnya seluruh pendidikan itu dibawa hingga mereka besar dan membuat mereka bisa berkarya sampai sekarang ini.
Bunda Ammara dan Adeeva kalo dari sisi karakter lebih mendidik ke arah akhlak yang baik dan ayah lebih ke akhlak yang kuat. Akhlak yang baik itu seperti sifat sabar dan sifat baik. Akhlak yang kuat mengajarkan anak-anak bagaimana bisa kuat menghadapi tantangan, kuat secara fisik dan mental
Ammara dan Adeeva juga lebih banyak ngobrol dan curhat ke bundanya. Dari curhat itulah, kemudian orang tua berdiskusi bagaimana melangkah ke depan dan berdiskusi hal-hal apa saja yang perlu ditanamkan dari hasil curhat.
Prinsip yang Ditanamkan Sekolah Alam kepada Anak
Secara umum Sekolah Alam memiliki pendidikan yang membebaskan, artinya sekolah tidak terpaku kepada akademik semata dan cenderung memberi kebebasan anak-anak dalam berkegiatan. Sekolah Alam sendiri memiliki 4 pilar yang selalu ditanamkan ke anak-anak yaitu pilar akhlak, logika, bisnis, leadership. Di sekolah alam ini, alam berarti pengalaman. Jadi belajar tidak hanya di alam saja tapi juga bisa dari pengalaman orang lain. Sekolah Alam memiliki program bernama “learn from maestro”. Anak-anak mulai sekolah dasar sudah diajarkan berani. Kalau mau belajar tumbuhan, tidak hanya belajar di dalam ruangan saja melihat LCD proyektor, tapi langsung datang ke petani. Sehingga anak benar-benar memegang, melihat, dan mendengar apa yang mereka pelajari.
Pelajaran untuk Anak-Anak muda yang Takut Membuat Perubahan
Mas Doni menyatakan bahwa Untuk menjadi seorang transformer (pelaku perubahan) tidak tergantung dari usia tapi tergantung seberapa besar seseorang memiliki kepedulian terhadap dirinya sendiri dan pada orang lain.Karena proses transformasi dan semangat peduli pada orang lain itu selalu bermula dari keluarga (dari diri kita sendiri). Keluarga Pak Anas mendidik anaknya dengan dua hal sekaligus, bundanya membekali dengan akhlak yang lembut seperti kesabaran, kelembutan, bagaimana punya sifat sosial, empati, cinta lingkungan. Pak anas sebagai ayah mendidik dengan akhlak yang kuat, ini tetap dibutuhkan seperti daya juang, latihan naik gunung, olahraga, dll. Ini sesuai yang dibutuhkan bagi seseorang yang ingin merealisasikan mimpi dan cita-citanya. Jadi dari kisah ini kita melihat bahwa anak-anak muda, siapapun bisa menjadi pelaku perubahan. Pada esensinya, pendidikan karakter itu bukan sesuatu yang dihafalkan, namun sesuatu yang sungguh-sungguh diimplementasikan di dalam kehidupan. Ini bermula dari kemampuan seseorang untuk mampu memiliki pemikiran kritis terhadap apa yang ada disekitarnya.
Apa yang dilakukan Ammara dalam melihat di lingkungan sekitarnya, kemudian menganalisis apa yang mereka butuhkan dan potensi-potensi nya yang akhirnya sampai pada kesimpulan supaya masyarakat petani itu didampingi. Dalam proses untuk verifikasi data, untuk melihat realitas yang sesungguhnya, maka Amara berdiskusi, mengobservasi berdialog dengan keluarga dan para petani untuk mengecek realita yang sesungguhnya.
Seringkali kita tidak mampu melihat realita apa adanya sehingga tidak memahami masalah. Cara-cara seseorang untuk bisa memahami realita itu secara benar supaya bisa mengambil sikap dan keputusan, dibutuhkan berpikir kritis seperti yang Adeeva lakukan. Tanpa berpikir kritis, kita tidak mungkin bisa melakukan sesuatu yang efektif dan strategis, entah menyelesaikan masalah atau membantu memberdayakan orang lain.
Apa yang dilakukan keluarga Pak Anas ini sangatlah luar biasa. Keluarga memberikan nilai-nilai dan keterampilan hidup yang membuat individu itu menjadi orang yang kuat berprinsip. Dari diri individu inilah bertumbuh sikap kepedulian yang dilatihkan melalui pengalaman (melihat, mengenal, berjumpa langsung dengan lingkungan sekitar)
Mas Doni menyatakan bahwa prinsipnya adalah untuk menjadi seorang yang mampu melakukan perubahan, seseorang harus memahami siapa dirinya, apa potensinya sehingga bisa merubah diri menjadi individu yang memiliki nilai-nilai dan kekuatan. Orang harus ada kepedulian kepada dirinya sendiri baru dia peduli pada orang lain, kepedulian pada diri akan bertumbuh jika ada lingkungan yang baik. Hal yang penting lainnya adalah refleksi pengalaman. Keluarga membantu anak-anak untuk bisa menemukan siapa dirinya dalam konteks masyarakat dan situasi dunia serta tantangan yang ada.
Keluarga yang Suportif Terhadap Kebutuhan dan Potensi Anak
Mbak Diena melihat bahwa keluarga Pak Anas yang bahagia, saling mendukung, dan orang tua hadir selalu, membuat anak-anak merasa aman, dicintai dan dikembangkan. Ada dua hal penting yang dilakukan oleh ayah dan bunda.
- Komitmen akan menjadi orangtua yang terbaik. Ayah dan bunda sudah memiliki konsep untuk membuat anak-anak mengoptimalkan potensinya dan mendukung anak untuk tampil semaksimal mungkin di dunia ini. Dilihat bagaimana Pak Anas selalu meluangkan waktu di sela-sela pekerjaan untuk menemani dan bermain dengan anak dan mengutamakan kebersamaan.
- Konsisten. Ayah dan bunda melakukan komitmen dengan sepenuh hati. Rasa saling mendukung antara ayah dan bunda sangatlah kuat yang kemudian dapat mendukung anak-anaknya juga. Keluarga Pak Anas juga menanamkan situasi demokrasi di dalam rumah. Jadi anak-anak biasa diajak berbicara mengenai apa yang mereka sukai tidak sukai , juga termasuk pendapat mereka terkait Ayah dan bunda. Menrut Mba Diena, hal-hal i menunjukkan bahwa Ayah Bundanya respek kepada anak-anak, penuh kasih sayang dan mengajak anak mampu untuk mengekspresikan diri. jadi anak-anak dilatih untuk berbicara, mencintai, mendukung satu sama lain dan mereka bisa tampil dengan inspirasi/ide apa yang ada dalam diri mereka.
Kebutuhan Anak Untuk Berkembang
Mba Diena menjelaskan bahwa untuk melihat kebutuhan anak-anak untuk berkembang, ada empat hal yang harus diperhatikan:
- Fisik yang harus berkembang
- Mental ( kognitif ), kemampuan nalar yang berjalan, kemampuan memecahkan masalah, decision making, planning
- Spiritual
- Emosi, ketangguan emosi diperlukan supaya anak-anak tidak mudah marah, tidak mudah gentar, tidak mudah kecewa, dan bisa secara kuat menghadapi kesulitan dalam hidup. Ayah dan Bunda dari Ammara dan Adeeva juga memberikan ruang untuk menjadi tangguh sehingga mereka menjadi manusia yang tegar.
Untuk menyaksikan kisah Ammara dan Adeeva lebih lanjut, Sahabat SEJIWA dapat menyaksikannya pada link di bawah ini:
Yayasan SEJIWA
“Service for Peace”