BINCANG SEJIWA EPISODE 67
BERGERAK BERSAMA DALAM UPAYA MENJAUHKAN ADIKSI GAWAI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL
Minggu, 26 September 2021
Narasumber :
Aghnina Wahdini (Founder Traditional Games Returns)
Ade Ilhamulloh (Ketua Forum Anak Jakarta Utara)
Diena Haryana (Pendiri Yayasan SEJIWA)
Doni Koesoema A (Pakar Pendidikan Karakter)
Latar Belakang Traditional Games Returns
Traditional Games Return berdiri sejak tahun 2016. Anak-anak lebih akrab dengan internet dan game online daripada permainan tradisional. Karena hal ini maka anak-anak menjadi lupa akan hadirnya permainan tradisional. Hal ini berbeda dengan keadaan anak-anak pada zaman dahulu, karena anak-anak pada zaman dahulu anak-anak sering memainkan permainan tradisional bersama teman-teman maupun keluarganya.
Pada awalnya Traditional Games Return mengira hal itu terjadi karena pengaruh gadget pada anak. Padahal sebenarnya faktor utama anak-anak tidak memainkan permainan tradisional bukan karena pengaruh kehadiran gadget di tengah-tengah anak, tetapi karena anak-anak tidak mengenal permainan tradisional. Anak-anak tidak memiliki figure yang bisa dicontoh dalam memainkan permainan tradisional dan juga juga tidak mempunyai sarana untuk bermain permainan tradisional, sehinga anak-anak tidak mengetahui dan mengenal permainan tradisional itu sendiri. Oleh karena itu Traditional Games Returns hadir untuk mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak.
Sambutan anak-anak terhadap kegiatan yang dilakukan Traditional Games Returns juga sangat baik. Anak-anak sangat tertarik dengan permainan tradisional. Anak-anak juga bisa bermain bersama dengan teman-temannya. Bahkan permainan tradisional tidak hanya disambut dengan baik oleh anak-anak, tetapi juga disambut dengan baik oleh orang tua, karena permainan tradisional memiliki banyak jenis dan relevan dimainkan oleh berbagai usia.
Visi dan Misi Traditional Games Returns
VISI
“Terwujudnya hak bermain anak melalui permainan tradisional dengan sikap kerjasama dan kebersamaan”
MISI
- Mengampanyekan kepopuleran permainan tradisional di tengah gempuran gawai.
- Penguatan kelompok anak dan remaja dalam upaya kembali ke permainan tradisional.
- Melestarikan permainan sebagai ciri khas budaya bangsa Indonesia.
Anak-anak Lebih Suka Games Online Daripada Permainan Tradisional
Anak-anak yang lebih dekat dengan gadget cenderung mempunyai gangguan dalam perkembangan psikomotorik, afektif,emosi, dan perkembangannya. Anak-anak yang lebih dekat dengan gadget juga cenderung tidak memiliki rasa empati, tidak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Tidak terampil berkomunikasi, dan tidak tahu bagaimana cara untuk melepaskan emosinya karena anak-anak kurang bersosialisasi dengan orang lain.
Permainan bisa digunakan sebagai ruang tumbuh kembang anak, dengan permainan tradisional anak bisa bergerak, terkoneksi dgn orang lain, dan mengeksplorasi dunianya. Gadget adalah penghalang tumbuh kembang itu. Anak harus diajarkan untuk bisa bijak menggunakan gawai.
Anak-anak mempunyai nature untuk bermain. Anak-anak mempunyai sifat imitasi, sehingga anak-anak akan meniru apa yang orang dewasa lakukan dan perlihatkan kepada anak-anak. Anak-anak tidak memainkan permainan tradisional lagi karena anak-anak tidak dikenalkan oleh orang dewasa. Sehingga anak tidak mengenal permainan tradisional. Sehingga diperlukannya suatu upaya untuk membawakan permainan tradisional kepada anak dan juga semakin banyak menunjukan figure-figure yang bermain permainan tradisional.
Gerakan Mengenalkan Permainan Tradisional oleh Traditional Games Returns
Traditional Games Returns adalah gerakan yang menyelamatkan butir-butir kebajikan dan nilai-nilai luhur dari permainan tradisional. Permainan tradisional adalah salah satu budaya warisan yang baik dan mengandung nilai-nilai yang sangat baik bagi anak. Traditional Games Returns adalah usaha luar biasa dari anak muda yang harus diapresiasi. Karena pada saat ini kita berperang melawan adiksi gawai pada anak. Permainan tradisional memiliki nilai budaya, cerdas, kebersamaan, dan nilai-nilai yang tidak bisa digantikan oleh gawai. Permainan tradisional adalah hal yang dapat menjadi penyelamat anak bangsa.
Pada kurikulum 2013 permainan tradisional sudah diberikan ruang untuk masuk ke dalam pelajaran di sekolah. Guru perlu mengintegrasikan permainan tradisional ke dalam pelajaran yang ada di sekolah. Permainan tradisional bisa diintegrasikan ke dalam mata pelajaran kesenian dan olahraga.
Hal yang Dapat Dilakukan Orang Tua yang Ingin Mengenalkan Anak Kepada Permainan Tradisional
Orang tua harus mempunyai kesadaran bahwa anak memiliki potensi yang luar biasa. Orang tua juga harus bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki anak. Orang tua harus bisa hadir dalam kehidupan anak menjadi tempat yang hangat di rumah dan mengajak anak untuk hidup sesungguhnya dengan melatih potensi yang dimiliki anak. Kehadiran gadget dapat memangkas potensi yang dimiliki anak. Orang tua tidak boleh menjejali anak dengan gadget. Orang tua harus mengajak anak untuk mengungkapkan perasaannya dan mengembangkan fisik anak melalui kegiatan-kegiatan sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari. Latih anak dalam fisik, perasaan, panca indra, dan emosi. Dan permainan tradisional adalah salah satu cara yang bisa digunakan orang tua untuk mengajarkan kebaikan dan karakter bagi anak.
Untuk info lebih lengkap Sahabat SEJIWA dapat menyaksikannya Bincang SEJIWA Episode 67: Bergerak Bersama Dalam Upaya Menjauhkan Adiksi Gawai Melalui Permainan pada link di bawah ini :
https://www.youtube.com/watch?v=uOUAVqbTHvc&t=166s
Sumber bacaan :
https://www.tgrcampaign.com/read/16/visi–misi