BINCANG SEJIWA EPISODE 71
ANAK-ANAK MUDA KREATIF MEMOTIVASI LEWAT PSIKOLOGI DAN KARYA SENI DI RU PA RU
MINGGU, 24 OKTOBER 2021
Narasumber :
- Diena Haryana (Pendiri Yayasan SEJIWA)
- Doni Koesoema (Pakar Pendidikan Karakter)
- Saniyyah Blesshanti (Founder RU PA RU)
- Yang Adinda (Co-Founder RU PA RU)
- Aisyah Nabilah Quamila (Co-Founder RU PA RU)
Dipandu oleh Andika Zakiy (Koordinator Program)
Berdirinya RU PA RU
Ru Pa Ru kolektif yang dibentuk pada 9 Mei 2021 dari minat pendiri dalam seni dan desain psikologi. Di balik nama RU PA RU, “Rupa” yang merupakan kata dari Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai wujud atau penampakan luar seseorang. Dalam artian, ketika berbenturan dengan seni, menciptakan makna baru yang disebut seni rupa. Istilah “seni rupa” mengacu pada seni yang dipraktikkan terutama karena nilai estetika dan keindahannya. “PARU”, di sisi lain adalah alat pernapasan “paru-paru”, yang juga berasal dari Bahasa Indonesia, dan berhubungan dengan sistem pernapasan dan peredaran darah dalam tubuh yang membantu manusia untuk hidup. Dalam kasus khusus ini melambangkan kehidupan manusia, dan tentu saja bagaimana mereka bertahan hidup. Dalam arti lain, itu melambangkan jiwa dan entitas. Lingkaran coretan pada logo RU PA RU mewakili proses pembelajaran menuju pertumbuhan. Seperti yang kita ketahui, manusia tidak akan pernah berhenti belajar sepanjang hidupnya. Ini adalah bagian dari siapa kita. Kita hidup belajar dan belajar sambil hidup.
Visi RU PA RU adalah untuk menciptakan sinergi antara psikologi dan seni dengan membuka ruang bagi para pecinta psikologi, pengagum seni, dan mahasiswa untuk mengekspresikan dan bertukar perspektif, dengan harapan mendorong pertumbuhan pribadi seseorang dan menumbuhkan masyarakat yang apresiatif dan kreatif. Keputusan yang RU PA RU buat setiap hari adalah cerminan dari nilai-nilai kita. Tidak hanya itu mewakili identitas RU PA RU, tetapi juga bagaimana RU PA RU mendekati pekerjaan dan audiens RU PA RU. Lebih jauh, itu mencerminkan perasaan tentang benar atau salah dan membantu menumbuhkan dan mengembangkan masa depan yang seharusnya diciptakan. yang sedang berkata, mari kita tunjukkan nilai-nilai inti yang kita pegang. proaktif, kemurahan hati, integritas dan kebenaran, kreativitas, eksperimentasi,. itu semua makhluk dengan keadaan pikiran, jadi temukan penerimaan di dalam diri anda, diri kita sendiri, bersama.
Sanniyah Dalam Mendirikan RU PA RU
Sanniyah Blesshanti yang biasa dipanggil dengan sebutan Sansan atau Saniya yang berumur 22 tahun mahasiswa psikologi di Universitas Tarumanegara. Menurut Sanniyah RUPARU merupakan sebuah wadah dan platform untuk bertukar pikiran para penikmat seni, orang-orang yang menekuni psikologi dan juga untuk kehidupan mahasiswa yang sedang mencari jati dirinya, karena kembali lagi bahwa RUPARU ini mempunyai tag line yaitu “find acceptance within yourself” yang dimana saat itu berawal dari diri sendiri kemudian kita dapat memberi informasi kepada teman-teman RUPARU dan teman-teman lainnya seputar self development, psychology, mental health, dan juga kreativitas.
Sanniyah menggabungkan seni dan psikologi ini karena awal mulanya ia sudah masuk ke dunia seni rupa dari ia kecil dan fokus pada seni rupa sejak ia duduk di bangku SMA, sehingga ia mempunyai ketertarikan dengan hobi menggambar, melukis, dan juga alasan yang paling utama adalah faktor dari keluarganya yang dimana ibunya seorang arsitek sehingga ibunya sering mengajak ia menggambar.
Sanniyah mengasah hobi seninya saat ia duduk di bangku SMA yaitu SMA Erudio School Of Art dimana pada SMA ini setelah lulus akan mendapatkan gelar diploma, dan secara tidak langsung menurut ia pada sekolah ini mengajarkan ia sudah seperti mahasiswa yang dimana ada tugas akhir dan menurtunya disitulah ia diasah dari segi seninya. Sanniyah juga mengatakan bahwa ia menggabungkan sisi psikologi di dalam RUPARU karena menurut Sanniyah, psikologi sangat berperan penting terutama di saat ia berkarya. Karya-karya yang dibuat oleh dia berhubungan dengan psikologi seperti sebuah emosi dan juga feeling, selain itu ia juga melihat bahwa psikologi sangat berperan penting untuk bahan riset utama dalam karyanya dan disaat ia menekuni psikologi ia merasa bahwa sangat menarik apabila ia membuat suatu konten psikologi dan dihubungkan dengan seni rupa dan desain.
Dapat dilihat dari postingan Instagram RUPARU yang dimana mereka mengangkat isu-isu mengenai mental health, Sanniyah juga memberikan tanggapan mengapa RUPARU mengangkat isu-isu seperti itu. Menurutnya mereka mengangkat isu-isu seperti itu bermula dari apa yang dirasakan dan dihadapi dan sangat berperan penting dengan psikologi, dan dari mengangkat isu-isu seperti itu mereka juga ingin membantu yang lain untuk menikmati proses dari self existence dan self development. Dari sisi diri sendiri Sanniyah mengatakan bahwa mereka menggabungkan pengalaman-pengalaman yang dirasakan dari luar (isu-isu dunia).
Yang Adinda dalam menjalankan tugas sebagai Brand Directed RUPARU
Yang adinda yang biasanya dipanggil dinda ini merupakan mahasiswa psikologi Universitas Tarumanegara. Sama halnya dengan Sanniyah, Adinda juga mempunyai ketertarikan dan dapat dikatakan sudah menjadi hobi dibidang psikologi dan juga seni hal tersebut adalah alasan mengapa ia dapat bergabung dengan RUPARU. Adinda juga merupakan Brand Directed RUPARU, adinda mengatakan bahwa brandingnya RUPARU yang akan diciptakan untuk masyarakat memandang RUPARU sebagai sebuah wadah atau ruang terbuka untuk mereka berekspresi atau belajar bersama, dapat dikatakan RUPARU ini suatu ruang untuk mereka menjadi diri sendiri dan mengembangkan diri mereka untuk menjadi lebih baik lagi, untuk kemasan personanya sendiri Adinda mengatakan bahwa RUPARU ini ingin menciptakan suasana yang menenangkan dan nyaman untuk masyarakat, target peserta juga apabila ditinjau dari umur awalnya tim dari RUPARU ini tidak ada spesifik mau umur berapa, namun setelah berjalannya waktu dan setelah melakukan survey ternyata berkisar mulai dari 15-25 tahun (remaja-dewasa awal), untuk kriteria peserta sendiri Adinda mengatakan bahwa tim RUPARU mempunyai kriteria yang spesifik yaitu orang-orang yang tertarik dan menekuni psikologi dan juga seni, dan orang-orang yang melihat diri mereka sebagai pembelajaran kehidupan karena dengan begitu artinya mereka termasuk orang-orang yang tidak akan pernah berhenti belajar dan menerima informasi apapun dari tim RUPARU yang diberikan untuk mereka. Selain itu Adinda juga mengatakan tantangan yang dihadapi sebagai Brand Directed ialah membuat konsep atau ide apa yang akan di public, karena di dalam ilmu psikologi sendiri terdapat banyak informasi yang dapat membantu banyak orang, selain itu Adinda mengatakan bahwa yang lebih menjadi tantangan untuk mereka ialah proses risetnya yang dikarenakan pada RUPARU ini juga harus menyediakan informasi yang harus dipertanggung jawabkan, maka dari itu validitas, rehabilitas informasinya dapat dipertanggung jawabkan.
Aisyah Nabilah Seorang Program Directed RUPARU
Aisyah Nabilah biasa dipanggil sasya berumur 24 tahun, ia telah menyelesaikan S1nya jurusan psikologi Universitas Tarumanegera dan sekarang ia sedang melanjutkan studi S2 di bidang pendidikan. Awal mula Sasya dapat bergabung di RUPARU ini ialah dikarenakan diajak oleh Sanniyah yang dimana mereka sudah lama kenal namun belum pernah bertemu karena saling mengenal dari internet. Sasya juga merupakan program directed di RUPARU, selain menjadi konten kreator dan membuat konten di RUPARU tanggung jawab Sasya adalah meliputi, merancang, mengimplementasikan dan mengawasi program-program atau kegiatan-kegiatan RUPARU serta berperan untuk memastikan bahwa program dan kegiatan RUPARU berjalan dengan baik dan lancar dan tetap selaras dengan visi misi serta nilai-nilai yang dianut oleh RUPARU. Sasya juga menjelaskan mengenai live session di Instagram RUPARU yang dimana ia mengatakan bahwa mereka ingin mengadakan sesi bincang bersama dengan narasumber-narasumber berhubungan dengan topic-topik yang mereka pegang. Sasya juga mengatakan bahwa untuk konten-konten RUPARU akan dalam versi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris karena mereka ingin konten mereka bisa diakses oleh banyak orang dan dinikmati oleh banyak orang.
Berdirinya RU PA RU dari sudut pandang Pendidikan Karakter
Mas Doni selaku pakar pendidikan karakter melihat RUPARU merupakan sebuah kreatifitas dari anak-anak muda yang dimana menurut Mas Doni mereka dapat mengintegrasikan apa yang mereka pelajari dengan hobi mereka yang mereka miliki akan tetapi sekaligus dengan sosial transformation yang dimana dalam RUPARU ini ingin membantu orang lain menemukan diri dan menerima diri, Mas Doni mengatakan bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang harus dikembangkan karena pada saat ini di media pada setiap anak banyak yang tertipu dengan diri sendiri. Mas Doni juga mengatakan bahwa tim RUPARU memiliki semangat untuk punya empati pada orang lain.
Sebuah Apresiasi untuk RUPARU
Mba Diena juga mengatakan bahwa ia sangat mengapresiasi apa yang dikerjakan oleh RUPARU ini, karena di dalam RUPARU ini anak-anak muda sudah tahu apa minat serta bakat mereka dan menjadikan itu sebagai suatu kreativitas mereka untuk berkarya. Mba Diena juga mengatakan bahwa usia dari tim RUPARU ini sangat matang, dapat dikatakan bahwa di usia mereka ini usia yang sedang penasaran dengan kehidupan ini, dan bisa saja mereka dapat keluar dari jalur minat dan bakat mereka akan tetapi kali ini menurut Mba Diena mereka berbeda, mereka kembali dengan mengenal apa saja yang mereka minati, apa saja bakat yang ada pada diri mereka dan memanfaatkan ilmu yang mereka pelajari dalam bidang studi mereka.
Untuk menyaksikan lebih lanjut mengenai karya seni di RUPARU, Sahabat SEJIWA dapat menyaksikannya pada link di bawah ini:
Yayasan SEJIWA
“Service for Peace”