BINCANG SEJIWA EPISODE 74
Mengimplementasikan Perilaku Mendengar Aktif/Active Listening dalam Keluarga
Minggu, 14 November 2021

BS 74

Narasumber :

Gabriella Sinta Riwut (Relawan Konselor Sebaya/ Mahasiswa Psikolog Universitas Indonesia)

Hanna Exaudia Ekasyahputri (Relawan Konselor Sebaya/ Mahasiswa Psikolog Universitas Indonesia)

Diena Haryana (Pendiri Yayasan SEJIWA)

Doni Koesoema A (Pakar Pendidikan Karakter)

Dipandu oleh Andika Zakiy (Koordinator Program)

 

Active Listening Bagi Seorang Konselor Sebaya

Konselor sebaya bertugas untuk memberikan layanan konseling untuk teman-teman sebaya dengan mendengarkan permasalahan-permasalahan klien dan fokus untuk memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Active listening atau mendengarkan aktif adalah kemampuan dimana kita berusaha ketika kita mendengarkan lawan bicara bukan mendengar untuk menjawab tapi kita mendengar untuk memahami. Mendengar untuk memahami ketika kita memahami seseorang yang sedang berbicara dengan kita. Tujuan mendengar aktif meliputi membantu mengumpulkan infromasi penting, membantu meningkatkan kualitas hubungan dengan lawan bicara, dan membuat lawan bicara merasa lebih nyaman dan semakin mudah untuk terbuka. Sehingga kita bisa berada di posisi seseorang yang sedang berbicara tersebut dengan memahami emosi yang muncul pada lawan bicara kita tersebut dengan permasalahannya, sehingga respon kita sebagai pendengar pun juga akan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh seseorang yang sedang berbicara dengan kita. Sebagai konselor menggunakan active listening berguna untuk membantu klien untuk mengetahui apa yang dibutuhkan dan juga membantu klien mencari solusi. 

Cara Konselor untuk Mendapatkan Kepercayaan dan Menjaga Kepercayaan dari klien

Mempertahankan kepercayaan kepada klien dilakukan dengan memberikan kata-kata yang membuat klien percaya seperti data-data pribadi tidak akan disebar luaskan sehingga aman. Hal tersebut dapat membuat klien menjadi percaya dan merasa aman, sebagai konselor juga ada kode etik, dimana kode etik itu di salah satu komponennya adalah dimana kita tidak boleh menyebarkan data klien.

Hal yang Membuat Anak-anak/Remaja Memilih untuk Menceritakan Permasalahannya Kepada Peer Konselor dari Pada Orang Tuanya

Ketika anak-anak/remaja tersebut menceritakan permasalahannya kepada peer konselor, mereka bisa mendapatkan kenyamanan ketika berbicara. Kenyamanan itu penting bagi anak muda. Apa yang disampaikan lebih up to date dan tidak menggurui. Peer konselor juga lebih terbuka dengan apa yang dihadapi oleh si anak-anak tersebut.

Active Listening dalam Keluarga

Pentingnya jadi orang tua yang asik dan mudah bergaul pada anak. Untuk menjadi idola bagi anak dengan cara bangun suasana antara orang tua dan anak bahwa orang tua layak jadi idola bagi anak-anaknya. Mendengarkan anak merupakan hal yang perlu dipelajari. Dengan cara mendengarkan anak ketika berbicara dan tahan emosi. Dengan membuat anak bercerita, sehingga orang tua bisa memberi solusi dengan baik tanpa muncul rasa emosi. Orang tua tidak egois dan menjadi orang tua yang respek, berempati penuh kasih sayang kepada anak.

Penerapan Peer Konseling di sekolah

Bisa saja jika disekolah-sekolah mereka bisa bekerjasama dan berkolaborasi dengan peer konseling dan teman-teman mahasiswa psikolog. Bagaimana berkolaborasi untuk pengembangan seperti pelatihan bimbingan konseling, mungkin bisa diterapkan di sekolah jika memiliki struktur kerjasama kolaborasi untuk pendamping konseling active listening dan bisa membantu guru BK. Peer konseling tidak bisa selalu hadir ada di sekolah. tetapi mereka bisa hadir sesuai komitmen dalam bentuk kerjasama dan juga bisa memberikan indikasi dan masukan kepada sekolah, sehingga sekolah bisa kemudian mendampingi anak-anak.

Peran Sekolah untuk Mengajarkan Active Listening

Prinsip pembelajaran itu adalah harus ada semacam hubungan yang saling percaya satu sama lain, artinya dalam konteks pembelajaran di kelas ketika guru mengajar  peserta didik di kelas ia harus memiliki rasa percaya. Percayanya bahwa anak-anak yang hadir di kelasnya ini adalah anak-anak yang terbaik yang guru layani. Paradigma ini dapat membantu guru untuk menjadi pendengar yang baik. Ketika guru sudah memahami anak-anak itu ketika mendengarkan peserta didik bisa menemukan cara belajar yang sesuai dengan individu masing-masing. Jika guru disekolah memilih kemampuan kapasitas untuk menjadi konselor bagi anak-anak. Dengan mendengarkan saja anak-anak sudah merasa dihargai dan ketika anak-anak itu dihargai pendapatnya munculah rasa kepercayaan. Kalau muncul rasa kepercayaan dari siswa, jika guru berbicara bisa memotivasi peserta didik untuk bangkit tumbuh berkembang.

Mendengarkan seseorang ketika berbicara membuat lawan bicara kita merasa nyaman dan juga merasa dihargai ketika seseorang berbicara kepada kita. Dengan fokus mendengarkan seseorang berbicara merupakan hal yang membuat kita ikhlas dengan memberikan waktu yang kita gunakan serta tidak memikirkan hal lain. Kita juga bisa belajar untuk bersabar mendengarkan cerita seseorang dan juga dapat memberikan solusi kepada lawan bicara kita.

Bagi Sahabat SEJIWA yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai implementasi mendengar aktif dapat menyaksikan pada link dibawah :

https://www.youtube.com/watch?v=uZG8FbKy-8g