Bincang Sejiwa Episode 85
Anak Muda Hebat Merangkul Anak-Anak Melalui Pendidikan
Minggu, 17 Juli 2022

 

Slide1 1 2

Narasumber:

Diena Haryana – Pendiri Yayasan SEJIWA

Doni Koesoema A – Pakar Pendidikan Karakter

Muhammad Fakhri Dwi Ariza – Pendiri Yayasan Kakak Asuh

Moderator : Afriyani Rahmawati – Partnership Coordinator

Sahabat Sejiwa, sadarkah Anda akan betapa pentingnya pendidikan bagi anak? Sebagai calon penerus bangsa, anak harus mempunyai landasan pendidikan yang kuat agar tumbuh menjadi sosok yang unggul dan berkarakter. Namun sayangnya, kualitas pendidikan di Indonesia masih belum merata. Tak hanya kualitas pendidikan yang buruk, kasus anak yang putus sekolah sejak Sekolah Dasar (SD) dan persentase angka buta huruf di Indonesia sangat tinggi. Melalui masalah ini, seharusnya kita semua menjadi lebih sadar bahwa perubahan harus segera dilakukan agar anak-anak mendapatkan landasan pendidikan yang kuat sebagai bekalnya di masa depan. Tetapi, perubahan seperti apa yang bisa kita lakukan sebagai anak muda? Oleh karena itu, pada Bincang Sejiwa kali ini, kami mengundang seorang pemuda yang sangat hebat. Beliau menunjukan kepedulian yang sangat tinggi terhadap pendidikan Indonesia dan juga pemberdayaan pemuda pemudi di Indonesia. Melalui diskusi yang dilakukan bersama beliau, kami harap sahabat sejiwa dapat mengambil pelajaran dari pengalamannya mengenai upaya yang dapat dilakukan oleh pemuda untuk berkontribusi terhadap pendidikan Indonesia.

Beliau adalah Muhammad Fakhri Dwi Ariza, pendiri Yayasan Kakak Asuh. Masalah tidak meratanya kualitas pendidikan di Indonesia sangat “menggelitik” beliau dan teman-teman pemuda lainnya untuk melakukan upaya perubahan. Maka dari itu, beliau dan beberapa temannya mendirikan Yayasan Kakak Asuh. Yayasan Kakak Asuh merupakan yayasan pendidikan yang turut serta dalam membantu upaya pengembangan pendidikan Indonesia. Kakak asuh memiliki motto “Memberi Membimbing” yang bertujuan untuk membimbing anak-anak dalam mengembangkan minat dan bakat, serta memberdayakan pemuda sebagai sosok kakak yang membimbing anak-anak tersebut. Yayasan Kakak Asuh didirikan pada tanggal 18 April 2018. Saat ini Yayasan Kakak Asuh sudah memiliki anggota sebanyak 500 orang dan tersebar di 7 kota besar di Indonesia, yaitu Bandung, Bogor, Jakarta, Depok, Bekasi, Jogja, dan Semarang. Hebat sekali bukan? Apakah sahabat sejiwa merasa semakin penasaran akan bagaimana latar belakang terbentuknya Kakak Asuh? Simak penjelasannya! 

Awal Mula Yayasan Kakak Asuh..

Sesuatu hal yang besar pasti awalnya selalu dimulai dari hal yang kecil. Kak Fakhri menceritakan bahwa saat duduk di bangku sekolah Beliau pernah menjadi duta anak di Bekasi. Dari situlah Beliau mendapatkan banyak ilmu seputar isu anak-anak, mulai dari bagaimana membimbing dan berkomunikasi dengan anak-anak. Hingga pada akhirnya, Kak Fakhri merasa bahwa ilmu yang telah dipelajari belum diterapkan. Akhirnya Beliau bertekad ingin mengimplementasikan ilmu tersebut dengan membuat suatu komunitas. Selanjutnya Kak Fakhri bersama dengan 3 teman lainnya saling berbicara dan berdiskusi seputar pendidikan untuk membuat suatu komunitas yang dapat membawa kebermanfaatan kepada masyarakat luas. Kakak Asuh akhirnya terbentuk dengan memfokuskan untuk membantu dan membimbing anak-anak yang masih belum mampu untuk mengenyam pentingnya pendidikan sekolah. Kak Fakhri mengatakan bahwa tidak perlu menunggu hingga sudah tua untuk bisa menjadi agen perubahan dalam membantu bantu anak-anak dan perubahan kecil dapat dilakukan bahkan saat ketika masih muda. 

Seiring berjalannya waktu, Kakak Asuh pada awalnya seringkali melakukan bakti sosial. Tetapi, Kak Fakhri merasa bahwa sumbangsih yang diberikan tidak memberikan perubahan yang berpengaruh. Maka dari itu melalui diskusi dengan anggota lain, Kakak Asuh akhirnya mengadakan pemberian pembelajaran kepada anak-anak yang kurang mampu pada setiap minggu dengan harapan bahwa kegiatan pengajaran dapat memberikan perubahan pada suatu komunitas yang dituju. 

Apa saja kegiatan yang Yayasan Kakak Asuh lakukan?

Terdapat dua kegiatan utama yang dilakukan oleh Yayasan Kakak Asuh. Melalui konsep “Memberi dan Membimbing”, Yayasan Kakak Asuh memberikan bantuan secara materi dan juga melaksanakan bimbingan rutin kepada adik asuh. Setiap minggu, para kakak asuh datang ke sekolah atau tempat mengajar untuk memberikan bimbingan pelajaran yang sedang diajarkan di sekolah yang mungkin masih belum dipahami oleh mereka. Adik asuh yang mereka bimbing merupakan anak yang duduk di kelas 1-6 Sekolah Dasar. Jumlah adik asuh yang biasanya diajarkan dalam setiap sesi bersama kakak asuh sebanyak 20 orang. Hal ini agar pembimbingan lebih efektif dan kondusif. Saat ini, Yayasan Kakak Asuh berkembang dari yang dahulu mengajak sekolah-sekolah untuk bekerja sama menjadi lebih luas yaitu mengajak kerja sama daerah RT dan RW yang kurang mampu berdasarkan BPS dan mempunyai latar belakang yang sesuai dengan Yayasan Kakak Asuh sesuai dengan survei yang dibuat. 

Salah satu bentuk penguatan karakter anak adalah dengan cara melihat, mendengar, dan merasakan kehadiran sosok yang menjadi panutannya. Dalam proses pembelajaran anak, anak memerlukan sosok role model yang bisa mereka jadikan panutan. Ketika anak melihat ada sosok yang hebat, teladan, rajin, dan baik, anak akan mengikutinya juga. Orang yang bisa menjadi sosok role model bagi anak bisa mencakup siapa saja. Orang tua, guru, kakak, dan sebagainya. Maka dari itu program kakak asuh ini pastinya sangat berpengaruh terhadap pembentukan dan penguatan karakter anak. Membimbing para adik asuh dengan semangat dan empati yang tinggi membuat adik-adik asuh terinspirasi untuk belajar dan berkembang agar menjadi seperti hebat seperti kakak asuh mereka. Secara tidak langsung, hal ini lah yang nantinya akan menguatkan karakter yang baik pada anak.

Sahabat sejiwa, sebagai orang tua, anak sudah seharusnya menjadi prioritas nomor satu. Melalui kegiatan kakak asuh ini, kita dapat belajar bahwa apabila orang tua dapat berkomunikasi kepada anak dengan penuh empati, kasih sayang, dan peduli, anak jadi bisa benar-benar merasakan kehadiran orang tua di hidup mereka. Anak akan merasa bahwa ketika bersama dengan keluarga, mereka merasakan atmosfer yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Disamping itu, dengan orang tua menjadi suri tauladan bagi anak, anak pastinya akan meng-”copy” karakter baik orang tua dan menginternalisasikannya. Jadi, membangun relasi yang penuh empati dengan anak, menciptakan atmosfer menyenangkan, dan menjadi suri tauladan merupakan beberapa faktor yang mendukung keberhasilan anak dalam mengembangkan karakter baik dalam diri mereka. 

Selain kegiatan mengajar dan membimbing adik asuh, Yayasan Kakak Asuh juga memberikan Beasiswa Kasih. Beasiswa Kasih merupakan program bantuan bimbingan dan finansial kepada adik asuh usia sekolah dasar yang berasal dari keluarga kurang mampu di 9 titik ajar Yayasan Karya Kakak Asuh yang berada di 7 kota di Indonesia yaitu Bogor, Bandung, Jakarta, Bekasi, Depok, Yogyakarta, dan Semarang. Beasiswa kasih ini tidak menutup kemungkinan untuk diberikan kepada adik asuh yang tidak putus sekolah. Bantuan bimbingan dalam program ini kakak asuh diadakan setiap minggunya dengan membawa mahasiswa-mahasiswa dari daerah tersebut untuk mengajar, sementara bantuan finansial diberikan setiap bulannya untuk menunjang belajar adik-adik asuh. 

Menariknya, pada program beasiswa kasih ini, teman-teman mahasiswa yang menjadi kakak asuh memilih untuk menggunakan kata “patungan” daripada “donasi” karena terasa lebih akrab. Sebagai mahasiswa, tentunya tidak semua orang memiliki pendapatan yang banyak. Maka dari itu dengan menggunakan kata “Yuk Patungan” dalam website Yayasan Kakak Asuh, teman-teman mahasiswa menjadi lebih tertarik untuk berkontribusi dalam mewujudkan beasiswa ini. Yuk sahabat sejiwa, kita ikut patungan beasiswa kasih bersama Yayasan Kakak Asuh!

Lalu, bagaimana kegiatan kakak asuh selama pandemi? Apakah sama atau berbeda?

Setelah Yayasan Kakak Asuh perhatikan, selama pandemi ini, adik-adik asuh tetap memerlukan bimbingan dari kakak asuh. Meskipun adik-adik sekolah daring, tetap saja tidak semua orang tua dapat membimbing mereka di rumah. Akhirnya program kakak asuh ini tetap berjalan. Sebelum pandemi, biasanya banyak kakak asuh yang langsung datang ke lokasi atau titik pembelajaran. Namun pada saat pandemi, kalau pun ingin datang ke titik pembelajaran, kakak asuh yang datang dibatasi (misalnya 5 orang) dan harus mematuhi protokol kesehatan dengan ketat. Kendala yang sempat dialami adalah bagaimana caranya semua kakak asuh mendapatkan kesempatan untuk mengajar adik asuh di saat semua kakak asuh berada di kota yang berbeda-beda selama pandemi. Akhirnya, solusi yang dilakukan adalah tetap mengirimkan hanya 5 kakak asuh ke daerah atau titik pembelajaran. Lalu, kakak asuh lainnya dapat mengajar lewat online dengan bantuan kakak asuh yang berada di lokasi langsung. Sampai sekarang pun, program kakak asuh tetap berkembang dan beradaptasi dengan keadaan yang terbaru agar dapat memberikan bimbingan kepada adik asuh secara maksimal. 

Tantangan yang Dilalui dalam Selama Menjalani Kakak Asuh

Dalam perjuangan menjadi agen perubahan tentunya terdapat tantangan yang harus dihadapi oleh tim Kakak Asuh. Kak Fakhri menyoroti bahwa terdapat 2 tantangan yang dapat dibilang cukup kompleks, yaitu bagaimana cara menyatukan tujuan dan kemauan dari ratusan orang, serta bagaimana adik asuh mendapatkan pembelajaran yang dapat disadari dan dimaknai secara positif. Tentu tidak mudah dalam menyamakan persepsi antara ratusan relawan untuk bisa mewujudkan visi dan misi yang ingin dicapai oleh Kakak Asuh. Dalam mengatasi perbedaan tersebut, Kak Fakhri selalu terbuka untuk menerima ide-ide dan pendapat dari para relawan mengenai inovasi yang harus dilakukan Kakak Asuh dan selanjutnya dilakukan evaluasi untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi. Selain itu, meskipun Kak Fakhri percaya terhadap kompetensi yang dimiliki oleh para relawan, Beliau juga tetap ingin memastikan bahwa para pengajar bisa mendapatkan pelajaran yang berarti dari pengalaman mengajar anak-anak. Maka dari itu, persiapan pengajaran juga menjadi tantangan dalam mewujudkan pendidikan yang ingin diberikan oleh Kakak Asuh. 

Tetapi dengan adanya dukungan dari seluruh anggota dan relawan bisa mempermudah jalan dan usaha Kakak Asuh dalam membuat perubahan yang positif kepada anak-anak di komunitas.

Dalam penutupan, Kak Fakhri selalu menekankan sebaiknya jika ingin melakukan perubahan bisa dilakukan saat ini dan tidak perlu menunggu nanti. Kita dapat memulai langkah-langkah kecil dalam memberikan kebermanfaatan kepada orang lain dari sekarang agar nanti di masa depan kita bisa melakukan perubahan yang lebih besar. Bu Diena dan Pak Doni juga setuju dengan pernyataan Kak Fakhri, anak muda juga memiliki kekuatan untuk memberikan suatu perubahan dan kita juga bisa memikirkan apa yang bisa kita berikan kepada orang lain disaat kita sedang memiliki perjuangan sendiri. 

Bagaimana Sahabat Sejiwa? Ayo mari kita tingkatkan semangat dalam memberikan kontribusi yang dapat membawa perubahan dan manfaat bagi lingkungan sekitar kita! Hal-hal kecil. Bagi Sahabat SEJIWA yang ingin menyimak lebih lanjut tentang Kakak Asuh, mari simak tayangan ini…

Bincang Sejiwa Episode 85 Anak Muda Hebat Merangkul Anak-Anak Melalui Pendidikan