BINCANG SEJIWA EPISODE 90
MENGENAL DALANG CILIK DARI SD MUHAMMADIYAH 1 KETELAN SURAKARTA
MINGGU, 2 OKTOBER 2022

Presentation12

Narasumber:

Gibran Maheswara Javas Setyawan – Dalang Cilik

Dwi Jatmiko, S.Pd.I – Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta

Diena Haryana – Pendiri SEJIWA

Doni Koesoema – Pendiri Character Education Consulting

Moderator:

Afriyani Rahmawati – Koordinator Kemitraan SEJIWA

Bincang SEJIWA merupakan acara online hangout untuk para orang tua, guru, masyarakat, anak, dan anggota masyarakat anak dengan tujuan terciptanya keluarga yang bahagia, anak yang tangguh dan berempati, masyarakat yang berbudaya, serta cerdas memanfaatkan dunia digital untuk kebaikan bersama.

Awal mula menyukai wayang

Pada waktu orang tua menikah terdapat pergelaran yang menampilkan wayang dan Gibran kembali menyaksikan pergelaran itu melalui video. Setelah menyaksikan video tersebut, setiap video itu mati saya selalu menangis dikarenakan terdapat cerita yang menarik seperti sedih, gembira, memiliki kekuatan, dan dapat berperang. Dari video tersebut kemudian Gibran dicarikan sanggar untuk berlatih wayang di saat berumur 3 tahun.

Gini saya suka mendalang, suka wayang kulit karena cerita wayang kulit itu menarik ada sedih, gembira, ada kekuatan bisa Makmur, bisa perang juga seru sekali. Nah awal Gibran suka wayang saat ayah dan ibu menikah ada pagelaran wayang kulit nah ayah dan ibu kan kangen sama video jadi diputar lagi videonya nah ada pagelaran wayang kulit saya lihat nah kok saya suka setiap video itu mati saya nangis ingin diulang-ulang lagi video itu nah lalu kemudian dicarikan sanggar oleh ayah di sanggar samino saat umur 3 tahun. Untuk karakter wayang yang disukai adalah Anoman karena meskipun kera tetapi ia memiliki tata krama, sopan santun, serta membela kebaikan dan kebenaran.

Tantangan dalam bermain wayang

Untuk kesulitan sebenarnya tidak ada dikarenakan ada niat dan giat dalam mempelajarinya dimana jika ada ilmu atau teknik baru maka akan langsung dipelajari hingga bisa dan menampilkannya di suatu pertunjukkan. Selain itu, guru-guru yang mengajarkan juga memiliki keterampilan yang bagus. Kesulitan yang dihadapi hanya dari sisi suara dimana menyesuaikan suara dengan nada-nada yang ada seperti peran sedih maka suara dan gerakan harus menghayati untuk mendapatkan karakter dari tokoh tersebut.

Prestasi yang diraih

Untuk prestasi sendiri sudah memiliki 4 prestasi yaitu menjadi dalang terbaik se-Kabupaten Karanganyar pada tahun 2018, mendapatkan Juara 1 tingkat karesidenan Surakarta pada tahun 2019, Juara 1 di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2020, dan Juara 2 tingkat provinsi jawa tengah dan Juara 3 tingkat nasional pada tahun 2022

Profil dan Peran Sekolah

SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta sudah berdiri sejak 1935 dan saat ini berada di kepala sekolah Hj. Sri Sayekti S,Pd, M,Pd. Sekolah ini berada di pusat kota Surakarta dan berhadapan dengan istana Puro Mangkunegaran sebagai pusat kebudayaan maka dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai, usaha kesehatan sekolah untuk menunjang perilaku hidup sehat, memiliki ruang pembelajaran yang dilengkapi dengan WiFi, LCD, AC, dan radio solo belajar untuk melakukan live streaming melalui Youtube. Sekolah ini juga memiliki laboratorium diantaranya laboratorium multimedia, laboratorium MIPA, laboratorium botani, dan laboratorium seni budaya. Selain itu, sekolah ini juga memiliki fasilitas penunjang lainnya seperti mushola, perpustakaan akreditasi A, badan usaha milik sekolah, toko, kendaraan antar jemput, dan lapangan olahraga. 

Dalam meningkatkan kebudayaan, pihak sekolah juga memiliki seorang dalan yang bernama Ki Agung Sudarwanto S,Sn, M,Sn. Selain itu, pengajar yang berkualifikasi dengan baik seperti S1 atau S2 agar siswa disana juga memiliki keterampilan yang hebat. Jumlah siswa saat ini adalah 682 dimana 386 siswa laki-laki dan 336 siswa perempuan. Sedangkan tenaga kependidikan berjumlah 73 orang. Sekolah ini juga memiliki ekstrakulikuler sebanyak 30 dan khusus ekstrakurikuler gamelan diikuti oleh 90 siswa. Dalam ekstrakurikuler gamelan ini melibatkan guru yang berada disekolah dan berkolaborasi dengan guru Puromangkunegera yaitu Sri Suwanti S,Pd. Sekolah ini ditetapkan sebagai sekolah budaya oleh Direktorat Kebudayaan sehingga ekstrakulikulernya sudah aktif menjelajah kemana saja dan sebelum pandemi sudah juara 1 ekstrakulikuler di Kalimantan. Ekstrakulikuler ini dilaksanakan pada hari Rabu, Kamis, dan Jumat. Selain ekskul, di sekolah selalu mengadakan awal tahun dan akhir tahun untuk menampilkan penampilan-penampilan yang luar biasa.

Narasumber disini sebagai Humas dimana membantu kepala sekolah untuk mampu mengikuti dan eksis dalam revolusi industri 4.0 dan masyarakat sosial 5.0. Selain itu, narasumber juga pernah sebagai Penlitbang (Penelitian dan Pengembangan) untuk mengkaji kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh sekolah dalam mengangkat budaya tetap eksis di tengah era globalisasi ini.

Pembentukan karakter dalam bermain Wayang

Wayang dapat menjadi pembentukan karakter dikarenakan secara tidak langsung menampilkan ekspresi manusia yang memiliki nilai-nilai dan ciri khas dalam pengkisahannya seperti ada karakter yang baik dan yang jahat serta memberikan nasihat-nasihat atau petuah-petuah. Dapat dikatakan bahwa menjadi dalang merupakan sebuah proses pembentukan karakter yang luar biasa karena ada dimensi-dimensi spiritual yang dapat membuat seseorang itu bertumbuh dan berkembang. Selain itu, dari sisi proses komunikasi sendiri merupakan bagaimana kita menyampaikan sesuatu secara baik seperti nilai-nilai yang baik kepada para penonton yang mana nilai-nilai tersebut sudah teruji bertahun-tahun ataupun berabad-abad atau menyampaikan sesuatu dikatakan baik atau jahat dalam sudut pandang yang berbeda.

Dari sisi digital sekarang ini sudah ada kemajuan-kemajuan digital dan klo saya melihat di yt membahas tentang wayang atau menampilkan tentang wayang itu subscribe nya sangat banyak ratusan bahkan ribuan artinya masyarakat mulai menyadari pentingnya wayang sebagai bagian yang penting karena disiplin mengedukasi masyarakat

Pengenalan budaya melalui media digital

Di era globalisasi yang saat ini mudah untuk mendapatkan informasi dari seluruh dunia dapat menjadi penunjang dalam pengenalan budaya kepada anak dan cucu kita. Penyebaran ini dapat melalui Youtube, Instagram, dan lainnya sehingga budaya yang ada khususnya wayang dapat menjadi lestari dan menambah cinta serta bangga kepada budaya lokal. Disisi lain, pemerintah juga harus dapat mendukung dan menunjang kebudayaan yang ada di Indonesia dengan kampanye, penggunaan pakaian lokal, ataupun konten-konten.

Bagi sahabat sejiwa yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Mendongeng Menggunakan Bahasa Isyarat dapat menyaksikan di bawah ini:

Mengenal Dalang Cilik dari SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta – Bincang SEJIWA Episode 90 – YouTube