Pentingnya Menjadi Bijak Di Internet

Sehari setelah berbicara dengan Bunda Aldy, Ibu Ria langsung menghadap Kepala Sekolah untuk melaporkan apa yang telah terjadi di kelasnya. Ia meminta ijin Kepala Sekolah untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara memberikan pemahaman literasi digital pada kelas Aldy, agar mereka paham hal-hal yang bermanfaat dari internet, dan hal-hal apa saja yang harus mereka hindari. Ibu Ria mendapat ijin untuk menggunakan beberapa jam pelajarannya untuk memberikan wawasan literasi digital, dengan tujuan agar anak-anak tidak lagi melakukan hal-hal yang merugikan dirinya dan orang lain di internet.

Hari itu juga, pada jam pelajaran ke tiga, Ibu Ria berkomunikasi dengan seluruh kelas dengan caranya yang unik.
Ibu Ria : “Anak-anakku yang baik, internet itu memiliki kebaikan dan keburukan. Bila kalian menyaring apa saja yang baik disana, maka kalian akan punya wawasan yang luas dan bisa menjadi netizen yang kreatif dan bermanfaat bagi masyarakat. Kita punya anak-anak muda yang hebat yang mungkin kalian sudah kenal, seperti Nadiem Makarim – pemilik Gojek. Kalian tahu Gojek?”, yang langsung dijawab dengan riuh oleh semua anak
Anak –anak : “ya bu sudah tahu… GoFood, GoJek, GoCar, GoClean…”.

Anak-anak faham sekali tentang bisnis online yang sudah sangat dekat dengan keseharian
mereka. Mereka sering pesan makanan lewat Go Food, atau mencari transportasi lewat Go
Jek atau Go Car, dan orangtua mereka juga sering menggunakan jasa Go Clean.

Kemudian, Ibu Ria melanjutkan: “Tapi sekarang Nadiem sudah diikuti oleh banyak anak-anak muda yang sukses berbisnis lewat dunia online. Tentu saja mereka berprestasi seperti itu karena mereka sangat bijak memanfaatkan internet”. Ibu Ria kemudian melanjutkan: “Tahukah kalian bahwa Nadiem Makarim adalah orang pertama di Indonesia yang bisnis online nya sudah mencapai level “Unicorn”, atau nilai bisnisnya mencapai lebih dari 1 miliar dollar? Bahkan sekarang bisnis GoJek sudah merambah ke 3 negara: Thailand, Vietnam dan Singapura”… Anak-anak berdecak kagum mendengar keterangan Ibu Ria.

Selanjutnya Ibu Ria bercerita bagaimana Nadiem mengawali bisnisnya.
Ibu Ria : “Tahukah kalian bagaimana Nadiem mengawali bisnisnya? Nadiem dulu sukses bersekolah dan bekerja di beberapa perusahaan sebelum membuka GoJek. Dia pernah sekolah di Indonesia, Singapura, dan Amerika. Ia adalah pelajar dan mahasiswa yang penuh semangat dan sukses. Lalu ia bekerja di beberapa perusahaan terkemuka. Ia sering bepergian naik Ojek untuk berangkat dan pulang bekerja, dan juga pergi bertemu klien-kliennya, bisa 5 kali dalam sehari. Ia merasa iba karena para tukang ojek itu sering lama menunggu penumpang, karena mereka sulit menemukan calon penumpang yang sebenarnya membutuhkan ojek. Ia sering bercakap-cakap dengan para tukang ojek itu. Lalu ia berpikir bagaimana ia bisa membantu mereka. Maka Nadiem memutuskan untuk keluar dari perusahaan tempat ia bekerja, dan ia mulai membuka layanan Gojek itu.”

Ibu Ria : “Di awal, Go-Jek hanya punya 20 tukang ojek. Dengan bekerja keras dan semangat luar biasa, sekarang Go-Jek sudah punya lebih dari 1 juta mitra pengemudi roda dua dan roda empat”. Ibu Ria berhenti sejenak menyaksikan para siswanya mendengarkan penuh kekaguman atas cerita tentang Nadiem ini.

Ibu Ria : “Bagaimana pendapat kalian tentang cerita Nadiem dan Go-Jeknya ini?”, Bu Ria bertanya.

Anak-anak : “Saya Bu, saya Bu…”, jawab anak-anak penuh semangat sambil berlomba-lomba mengangkat tangan.

Ibu Ria : “Anggi, apa pendapatmu?”

Anggi : “Nadiem orang yang baik sekali bu, jadinya dia diberi jalan oleh Tuhan untuk sukses”.

Ibu Ria tersenyum senang sambil mengacungkan jempol untuk jawaban Anggi, tapi sebelum memberikan responnya, Doni menyampaikan jawabannya.

Doni : “Saya suka Nadiem, Bu, karena idenya bagus sekali untuk menolong tukang ojek”

Ibu Ria : “Top jawabanmu, Doni…”,

Hari : “Nadiem pasti punya ilmu yang bagus tentang internet, jadi dia bisa punya ide keren”, sahut Hari.

Ibu Ria sekali lagi mengangkat jempol sambil menyampaikan betapa dia bangga mendengar pendapat-pendapat yang baik tentang kisah suksesnya Nadiem ini. Ia mendengarkan beberapa pendapat, dengan sabar dan empati. Semua anak puas menyampaikan pendapat-pendapat mereka. Akhirnya, Ibu Ria memberikan sebuah tugas penting kepada seluruh siswa di kelas itu.

Ibu Ria : “Anak-anak sekalian, kita sekarang tahu bahwa Nadiem memang sangat pintar dan bijak memanfaatkan teknologi digital ini. Dia adalah netizen unggul. Mungkinkah Nadiem mencapai prestasi sejauh itu tanpa kerja keras dan disiplin kuat untuk menggunakan internet dengan positif?”, tanya Bu Ria.

Anak-anak : “Tidak mungkin bu”, teriak anak-anak bersamaan.

Ibu Ria : “Cobalah pikirkan apa saja yang boleh dan tidak boleh kalian lakukan di dunia maya agar kalian bisa menjadi netizen unggul? Cobalah kalian bekerja dalam kelompok, lalu presentasikan setelah istirahat”.

Ibu Ria mempersiapkan 2 kertas besar yang ditempelkan di white board yang bertuliskan “Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjadi Netizen Unggul”, dan kertas satunya yang bertuliskan: “Hal-hal yang tak boleh dilakukan di Internet.”
Beliau langsung membagi kelas ke dalam 4 kelompok, di mana 2 kelompok harus mengisi kertas pertama, dan 2 kelompok mengisi kertas kedua.
Dari kerja kelompok anak-anak, inilah hasilnya:
Yang harus dilakukan seorang anak untuk menjadi netizen unggul adalah:
• Berbahasa santun di Medsos
• Memilih konten-konten positif
• Mengatur waktu agar internet tidak mengganggu kebiasaan yang baik (contoh: pola makan, belajar, waktu tidur, interaksi dengan keluarga)
• Menggunakan internet untuk mencari informasi dan belajar
• Diskusi dengan orang tua untuk temuan-temuan baru di internet
• Memanfaatkan internet untuk berteman
• Memilih games dengan baik
• Berolahraga, berteman, membantu pekerjaan di rumah
• Menggunakan internet untuk bisnis
• Beribadah

Inilah menurut anak-anak, yang tidak boleh dilakukan agar bisa menjadi netizen unggul:
• Menyakiti orang lain di Medsos
• Main games kebanyakan
• Membuka situs pornografi
• Lupa belajar karena kebanyakan di internet
• Bergaul dengan orang-orang yang tidak dikenal
• Lupa keluarga dan teman karena waktu habis di internet

Ibu Ria sangat senang dengan jawaban anak-anak dan mengajaknya mengucapkan yel-yel: “Aku Netizen Unggul!”
“Aku Netizen Unggul!”
“Aku Netizen Unggul!”

Sebelum meninggalkan kelas, Ibu Ria menyampaikan kepada anak-anak bahwa besok beliau akan berbagi tentang Jejak Digital. Seluruh kelas menyambut dengan senang untuk kesempatan belajar lagi tentang dunia digital dari Ibu Guru yang keren itu.

Pesan: Netizen Unggul punya ciri: Cerdas, Berkarakter, Mandiri.

Ia mampu hidup di dunia nyata dengan “keterampilan hidup” yang membuatnya tangguh, namun mampu menggunakan teknologi digital untuk memenuhi segala kebutuhannya. Sadar untuk mengasah “keterampilan bergaul”, sehingga pergaulannya dengan keluarga, teman-temannya, serta masyarakat di lingkungannya tetap terjaga baik. Tidak hanyut di dunia online. Ia juga aktif, ceria, ramah, dan kekinian. Melakukan semua tanggung jawab dan kewajibannya dengan disiplin. Ini semua akan membuatnya sukses dalam hidupnya.