Ksatria
Bu Ria berjalan di depan, diikuti oleh Hari, Doni, Jaja, Herman dan Soni. Mereka semua terdiam dengan pikiran masing-masing. Bu Ria kagum atas keberanian kelima siswanya itu. Ia berjanji pada dirinya untuk tidak akan marah, namun akan berupaya untuk berkomunikasi yang membangunkan kesadaran anak-anak agar menggunakan internet dengan cara yang bijak. Mereka bergerak menuju ruang konsultasi yang saat ini sedang kosong, di samping kelas.
Bu Ria mempersilakan anak-anak tersebut duduk. Ia sendiri duduk di seberang anak-anak dan membuka percakapan pada kelimanya.
Ibu Ria : “Anak-anakku, apa yang sudah terjadi?, tadi Hari mencoba untuk jujur tentang apa yang sudah kalian lakukan kepada Aldy. Benarkah kalian semua sudah menyebarkan postingan yang merugikan Aldy secara bersama?”
Mereka semua menunduk dan mengangguk.
Ibu Ria : “Jadi kalian telah melakukan postingan tentang Aldy yang tidak baik di Medsosnya?”
Lagi- lagi mereka mengangguk.
Ibu Ria : “Apakah kalian menyesal?”, lanjut Ibu Ria.
Mereka semua mengangguk dan meminta maaf.
Jaja : “Maaf ya Bu, kami menyesal”, ucap Jaja sedih, diikuti yang lain.
Kemudian, Ibu Ria meminta anak-anak menunjukkan postingan yang dimaksud. Ia berjalan ke arah komputer di pojok ruangan dan menyalakannya. Ia meminta agar salah satu dari mereka untuk membuka postingan yang dimaksud. Doni maju mendekati komputer, dan membuka postingan Medsos tersebut.
Doni : “Ini Bu”, sambil mengarahkan layar komputer ke arah Ibu Ria.
Walau Ibu Ria telah melihat semuanya, ia tetap menunjukkan wajah yang penuh perhatian dan membaca dengan saksama semua postingan mereka.
Ibu Ria : “Nak, kenapa kalian melakukan ini semua kepada Aldy?”
Hari : “Bu Ria, Aldy kita anggap sudah mengadukan kepada ibu tentang sesuatu yang sudah kita perbuat. Kami sangat marah waktu itu, dan yakin Aldy-lah yang telah mengadukan kita ke Ibu. Karena itu kita balas Aldy lewat postingan itu”, jelas Hari.
Doni : “Betul Bu, kami menyesal dan minta maaf atas perbuatan kami”, Doni menyahut.
Ibu Ria : “Ibu sudah memaafkan kalian, namun kalian harus meminta maaf kepada Aldy dan Bundanya. Kalian perlu menemui mereka. Apakah kalian siap? Hanya dengan cara itu kalian akan terbebaskan dari segala rasa bersalah dan semuanya akan menjadi lebih baik”
Jaja yang duduk di sebelah Ibu Ria menjawab.
Jaja : “Iya Bu, kami siap bertemu Aldy. Kami juga ingin membuat jejak digital kami baik lagi. Bisakah kami lakukan Bu?”.
Ibu Ria meminta agar mereka besok pergi ke rumah Aldy untuk meminta maaf, dan beliau menawarkan diri untuk mengantarkan setelah sekolah usai, mereka semua sepakat.
Ibu Ria juga menyampaikan mereka bisa memposting foto pertemuan mereka dengan Aldy dan Bundanya esok, dan memposting permintaan maaf di Facebook.
Dalam kesempatan ini, Ibu Ria juga menyampaikan sebuah informasi yang semakin membuat anak-anak ini sangat menyesali perbuatan mereka dan pasti takkan lagi melakukan tindakan ceroboh di internet.
Ibu Ria : “Ibu juga ingin menyampaikan pada kalian tentang adanya Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang disingkat Undang-Undang ITE. Undang-undang itu menyatakan bahwa membagikan postingan yang memiliki muatan yang melanggar susila bisa dipenjara paling lama 6 tahun, dan atau denda paling banyak 1 milyar rupiah”. Ibu Ria melanjutkan informasinya,
Ibu Ria : “Demikian juga, bila kita memposting hal-hal yang memuat penghinaan atau pencemaran nama baik seseorang, maka kita bisa menghadapi sanksi dipenjara paling lama 6 tahun, dan atau denda paling banyak 1 milyar rupiah”.
Mendengar informasi itu, anak-anak tertegun, dan mereka memandang Ibu Ria dengan penuh penyesalan. Ibu Ria selanjutnya menguatkan mereka dengan lembut,
Ibu Ria : “Nak, kalian masih muda sekali. Kalian telah membuat kesalahan yang bisa segera diperbaiki, itu juga akan merupakan catatan yang positif untuk jejak digital kalian. Itu akan bisa memperbaiki jejak digital kalian. Semoga kalian menjadi tenang sekarang dan pengalaman ini menjadi pembelajaran bagi kalian”.
Ibu Ria : “Ayo kita kembali ke kelas lagi”, ajak Bu Ria sambil berdiri dan menyalami
mereka.
Ibu Ria : “Kalian pasti bisa membuat jejak digital positif mulai sekarang”.
Anak-anak tampak bersemangat dan ceria lagi. Mereka mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ria. Demikian juga sebaliknya, Ibu Ria tampak lega telah melaksanakan tugasnya dengan sangat baik. Ia juga bangga murid-muridnya ternyata bisa mengakui kesalahan mereka dan mau memperbaikinya.
Pesan:
Bila kita mampu mengakui kesalahan kita dan sungguh-sungguh berupaya untuk memperbaiki diri, disertai tanggung jawab untuk menyelesaikan masalahnya dengan tuntas, maka sikap ini adalah sikap ksatria. Kita akan bisa keluar dari masalah itu dengan lebih bijak. Internet adalah dunia permanen. Tidak ada hal yang kita hapus yang benar-benar hilang. Semuanya akan meninggalkan Jejak Digital.