BINCANG SEJIWA EPISODE 3
“Upaya Sekolah Membangun Karakter Luhur”
Minggu, 14 Juni 2020
- Dr Uswadin (Pengembang Labschool UNJ)
- Diena Haryana (Pendiri Yayasan SEJIWA)
- Doni Koesoema (Pakar Pendidikan Karakter)
Pembawa Acara:
- Andika Zakiy (Koordinator Program Yayasan SEJIWA)
Live Streaming di kanal Youtube Yayasan SEJIWA
Sekolah merupakan tempat belajar dan mengajar, tempat menempuh ilmu dan tempat membentuk karakter siswa dengan nilai–nilai luhur. Pendidikan karakter adalah pendidikan moral dengan tujuan untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus menerus kearah hidup yang lebih baik. Dewasa ini, orang tak lagi bertindak atas dasar kepatutan. Ketidakpatutan sudah menjadi kebiasaan. Hal ini menjadi tantangan pendidikan karakter di sekolah. Menurut Bapak Uswain “Yang terpenting adalah membangun budaya sekolah (School Culcture), karena budaya sekolah sangat penting untuk memberikan warna. Dan setiap sekolah memiliki budaya sekolah yang berbeda-beda, seperti pemikiran, tindakan dan karya dari sekolah itu sendiri dan budayakanlah budaya sekolah sehat”.
Guru mempunyai peran besar dalam membentuk karakter siswa. Guru dinilai sebagai sosok berpendidikan yang diharapkan mampu mendidik anak-anak untuk masa depan. Tugas guru tidak hanya sekedar mendidik dan memberikan materi akademik. Guru diharapkan mampu merangkul dan membimbing siswanya agar dapat berperilaku yang baik dan benar. Guru adalah role model bagi para siswa. Maka dari itu guru memiliki peran yang besar dalam pembentukan karakter siswa. Untuk mendukung hal tersebut ada baiknya guru juga menguatkan karakter yang dimiliki. Dilanjut pernyataan dari, Mas Doni “pada masa pandemi seperti ini menjadi tantangan guru dan orangtua untuk menumbuhkan dan membangun nilai karaker luhur dirumah”
Hal sederhana yang bisa dilakukan guru untuk membangun karakter pada siswa sebagai berikut.
- Mengajarkan nilai moral pada setiap pelajaran. Ada baiknya dalam pelajaran yang diajarkan juga menanamkan nilai moral yang bisa dijadikan bahan pelajaran hidup.
- Mengajarkan sopan santun. Hal yang sering luput diajarkan di sekolah adalah bagaimana cara bersikap. Terdengar sederhana, tetapi merupakan hal penting yang layak diajarkan kepada siswa untuk menjaga sikap dan mengetahui mana yang benar dan salah.
- Mencari pilihan kata positif. Terdapat perbedaan yang jelas di benak siswa saat guru menegur “Saya tidak suka kamu, kamu nakal”. “Saya tidak suka dengan perilakumu itu”. Pernyataan yang pertama menjadikan anak sebagai subjek yang negatif.
Pada dasarnya guru selalu menyayangi siswa dengan sepenuh hati. Guru adalah sosok yang bisa diandalkan siswa dalam menghadapi konsekuensi buruk yang mungkin dialami akibat perbuatannya. Itulah hal-hal sederhana yang dapat dilakukan guru untuk membangun karakter pada siswa. Dengan cara sederhana ini, diharapkan bisa mendidik pribadi siswa ke arah positif. Disimpulkan oleh Mba Diena,“bahwa sekolah, sangat lingkungan strategi dalam menanamkan nilai karakter luhur dengan saling menghargai dan menumbuhkan kedamaian”.
Salam damai,
Yayasan SEJIWA
“Service for Peace”