BINCANG SEJIWA EPISODE 64
DI SD GEMALA ANANDA ANAK-ANAK BELAJAR KETERAMPILAN HIDUP DENGAN CERIA DAN KREATIF
MINGGU, 5 SEPTEMBER 2021
Narasumber:
- Jasmin Jasin (Founder and Principal SD Gemala Ananda)
- Benny Pospos (Guru Musik SD Gemala Ananda)
- Diena Haryana (Pendiri Yayasan SEJIWA)
- Doni Koesoema A (Pakar Pendidikan Karakter)
Dipandu oleh Andika Zakiy (Program Coordinator)
Diawali dari niat Ibu Jasmin Jasin yang ingin mencari sekolah untuk anak sendiri, Sekolah Gemala Ananda didirikannya bersama seorang teman untuk mewujudkan visi dan misi yang diinginkan. Sekolah Gemala Ananda didirikan pada tahun 2007 untuk keluarga kelas menengah dengan mengadopsi pendidikan berbasis active-learning dan prinsip cara kerja otak.
Konsep Dasar Sekolah Gemala Ananda
Konsep mendasar dari Sekolah Gemala Ananda adalah prinsip bahwa setiap anak itu unik. Hal ini dilatarbelakangi oleh prinsip kerja otak bahwa otak manusia unik karena pengalaman yang dilalui selama masa hidup seseorang membentuk jaringan otak yang unik dan berbeda. Jadi, bagi sekolah ini menyamakan atau menuntut konformitas sangatlah tidak sejalan dengan cara kerja otak yang berbeda dan unik. Dengan prinsip itu, target belajar di Sekolah Gemala Ananda tidak hanya menyelesaikan target kurikulum pusat semata, tetapi merancang dan mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan yang ada dari anak-anak, kondisi, lingkungan, dan khas dari sekolah ini sehingga menjadi kontekstual. Belajar lebih mudah ketika prosesnya natural dan kontekstual berdasarkan cara kerja otak sehingga apa yang dipelajari menjadi bermakna. Hal ini yang membuat anak-anak di Sekolah Gemala Ananda belajarnya menjadi senang karena apa yang dipelajari telah dirancang di level pemahaman anak dan di konteks keseharian anak-anak.
Ilmu cara kerja otak ini adalah ilmu yang baru dikembangkan 40-50 tahun yang lalu dengan rujukan 12 cara belajar yang sesuai dengan cara kerja otak. Ibu Jasmin menjelaskan bahwa otak itu sangatlah emosional. Emosi berpengaruh pada proses-proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini berarti ketika otak seseorang sedang senang, dia akan belajar dengan sangat luar biasa. Maka dari itu, Sekolah Gemala Ananda membuka pintu kreasi dan pintu-pintu pilihan kepada anak dalam belajar sehingga mereka menjadi senang dalam mempelajari suatu hal. Meragamkan pilihan dan kebebasan dalam mengerjakan tugas dengan produk-produk yang berbeda sesuai keinginan anak dan capaian belajar secara tidak langsung telah mendorong anak memunculkan bakatnya. Contohnya tugas dengan tema memahami lingkungan hidup yang bersih dapat diwujudkan dalam poster, pidato, presentasi, komik, tulisan, puisi, dan lain-lain. Dengan begitu, anak dapat menunjukan keterampilan dan bakatnya dengan tugas tema dan rubrik yang sama.
Definisi Anak Sukses bagi Sekolah Gemala Ananda
Sesuai dengan tagline Sekolah Gemala Ananda “mengenali diri dan mengasah potensi”, Anak yang suskes adalah:
- Anak yang Mampu Mengenali Dirinya dengan Konsep Diri yang Positif.
Sekolah Gemala Ananda percaya bahwa anak itu perlu mengenali dirinya sendiri, paham apa yang ia suka, mengetahui apa yang menjadi kekuatannya, dan mengetahui apa yang menjadi minat dan hasratnya. Dengan begitu, anak menjadi belajar bagaimana ia dapat membentuk konsep diri yang positif.
Pak Doni selaku Pakar pendidikan menambahkan bahwa target capaian yang berbeda-beda dengan kurikulum terpersonalisasi menunjukkan bahwa tujuan masa depan anak hanya diketahui oleh anak itu sendiri. Maka dari itu, Mengenal Diri adalah bagian fundamental yang sangat penting dan tidak mungkin salah. Proses pendidikan harus diawali dengan mengenali diri, dengan begitu bisa menavigasi diri sendiri untuk mencapai target sesuai minat dan bakatnya. Jika anak sudah memiliki nilai yang dianggapnya baik dan benar, maka ia tetap akan melaksanakannya apapun yang terjadi. Inilah yang menjadikan anak-anak pantas untuk memimpin bangsa
2. Anak yang mampu Meregulasi Diri.
Karena anak berusaha mengenal diri, dia juga berusaha meregulasi diri. Meregulasi diri artinya anak mampu menetapkan target-target untuk dirinya sendiri dan tidak mendapat justifikasi dari pihak eksternal. Misalnya, seorang anak mendapat ranking rendah di sekolahnya sehingga ia membandingkan nilai/value dirinya dengan kesuksesan orang lain. Hal ini tidaklah tepat karena seharusnya anak dapat mengukur capaian dengan targetnya sendiri. Sehingga bisa menilai kekurangan, usaha, dan keberhasilan dari area sesuai targetnya. Hal ini mendukung anak untuk terus berusaha membuat rencana-rencana baru untuk mencapai targetnya
Sekolah Gemala Ananda memiliki 4 karakter anak yang dijadikan capaian belajar utama, yaitu: Jujur, Mandiri, Kritis, Inovatif. Empat karakter ini menjadi ukuran keberhasilan karena ketika anak bisa kritis maka anak mau membuat penilaian-penilaian terhadap informasi yang ia terima sehari-hari. Selain itu anak menjadi mampu untuk mengukur kemampuan diri, menghadapi tantangan yang ada di sekitarnya dengan lebih kritis, serta mampu mencari solusi-solusi ketika menghadapi permasalahan.
Kecil Tapi Bermakna
Dalam rangka mewujudkan empat karakter tersebut, Sekolah Gemala Ananda menetapkan nilai yang menjadi pemandu dalam interaksi sesama guru, interaksi guru-anak, dan interaksi kepada orang tua, yaitu nilai “Kecil Tapi Bermakna”. Sekolah Gemala Ananda percaya bahwa dalam menumbuhkan 4 karakter (Jujur, Mandiri, Kritis, Inovatif) berangkat dari kebiasaan-kebiasaan dan praktik yang dianggap kecil atau sepele namun sebenarnya sangat bermakna. Praktik kecil tersebut jika dilakukan dengan konsisten setiap hari, disertai penalaran alasan tindakan perlu dilakukan, maka lama-kelamaan membentuk karakter yang diinginkan. Misalnya dalam hal kejujuran, kadang anak tidak mau jujur karena takut dengan respon orang dewasa ketika ia jujur. Saat anak melakukan kesalahan, dia takut dan tidak berani mengaku. Perlu adanya dorongan orang dewasa untuk membangun keberanian anak agar jujur dengan cara tidak memberi respon menakutkan seperti mengomeli, membentak, atau bahkan memukul.
Kesalahan anak memang perlu diperbaiki, namun respon pertama untuk anak yang berani jujur adalah apresiasi kejujurannya. Apresiasi membuat anak merasa bahwa kejujuran adalah hal yang baik dan tidak menakutkan. Selanjutnya dorong anak untuk bertanggung jawab dengan bertanya apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
Critical Thinking sebagai Pintu Masuk Pendidikan Anak-Anak
Menanggapi penjelasan Ibu Jasmin, Pak Doni sebagai Pakar Pendidikan menjelaskan bahwa pintu terbuka untuk anak-anak seharusnya terintegrasi perlu dimulai dengan pendidikan critical thinking. Pemikiran kritis bisa dilatihkan agar anak bisa memilah informasi sehingga anak dapat mengambil keputusan yang tepat. Jika anak tidak paham bagaimana cara menilai suatu hal itu penting, bagaimana dia dapat mengimplementasinya? Anak yang berkarakter mempunyai nilai yang dianggap baik.
Capaian target anak yang kritis sangat luar biasa, anak tidak akan dapat mengambil keputusan yang baik jika ia tidak dapat menyeleksi mencari informasi yang baik. Secerdas atau sejenius apapun seseorang jika ia mengambil informasi keliru maka pengambilan keputusan akan keliru. Dalam level pribadi, ini akan membahayakan kehidupannya dan lingkungannya. Apalagi jika anak tersebut menjadi pemimpin masyarakat, maka kerugiannya akan fatal seperti peristiwa genosida.
Peran Orangtua sebagai penanggung jawab utama dalam pendidikan anak
Sejak awal, Sekolah Ananda Gemala telah mengkomunikasikan kepada orang tua bahwa pendidikan utama berasal dari orangtua. Orangtua yang memasukan anak mereka ke Sekolah Gemala Ananda telah menandatangani komitmen terlibat aktif orang tua dalam pendidikan anak-anak di sekolah maupun di rumah. Di awal semester terdapat orientasi bagi orang tua untuk menyampaikan dan mengedukasi tema setiap tahun. Selain itu adalah lokakarya yang harapannya pendidikan anak selaras dengan apa yang dikerjakan di sekolah dan di rumah. Dalam Pekerjaan Rumah, orang tua juga dilibatkan untuk mengedukasi anak-anaknya, contohnya adalah tugas mengobrol bersama orang tua tentang pengertian pemilihan umum.
Peran musik menanamkan nilai-nilai kepada anak-anak
Musik selain jadi hiburan, juga memiliki kekuatan dari liriknya yang secara tidak sadar mengajari orang yang mendengarkan untuk melakukan lirik tersebut. Hal ini dijelaskan oleh Pak Benny Pospos selaku guru musik Sekolah Gemala Ananda yang menerapkan hal ini dengan menggunakan lagu dan musik menjadi suatu “senjata” untuk mengunci sebuah tema sehingga bisa lebih diserap oleh anak-anak. Pak Doni selaku Pakar Pendidikan menjelaskan bahwa belajar musik menjadi bagian yang dapat menghaluskan budi. Sejak dahulu, musik klasik menjadi tradisi pendidikan kuno yang masih ada sampai sekarang.
Lanjut dijelaskan Pak Benny anak-anak di Sekolah Gemala Ananda sudah dalam atmosfer yang ceria. Belajar musik dan lagu sekaligus menanamkan keceriaan bukan membuat anak-anak menjadi musisi tetapi tujuannya adalah belajar musik dengan menyenangkan. Sehingga anak-anak yang awalnya tidak suka musik menjadi senang ketika belajar musik. Pak Benny sebagai guru musik hadir untuk boost keceriaan belajar musik lebih lagi dengan pelajaran yang beliau punya.
Selama masa Pandemi Covid-19, belajar seni musik bernyanyi dan bermain musik online menjadi sangat menantang. Terdapat banyak keterbatasan yang mengharuskan Pak Benny beradaptasi dengan metode belajar online. Beberapa diantaranya adalah ketika belajar mengenai ketukan, Pak Benny memanfaatkan aplikasi dalam gawai, mengajak anak mengamati video musik, bermain kuis dengan aplikasi kahoot dan lain-lain sehingga anak-anak pun paham dan teredukasi dengan cara yang menyenangkan. Praktik bernyanyi dan bermain musik juga melibatkan orang tua dan keluarga, misalnya tugas praktik bernyanyi dengan tempo yang pelan bersama orangtua, adik, dan kakak, lalu diunggah ke platform online. Keterlibatan orang tua mengambil andil yang luar biasa untuk memberi support anaknya.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Gemala Ananda, Sahabat SEJIWA dapat menyaksikannya pada link di bawah ini:
Yayasan SEJIWA
“Service for Peace”