BINCANG SEJIWA Episode 1 : “Anak juga bisa jadi penggerak: Karakter Luhur Sebagai Inti Dari Setiap Pribadi”
BINCANG SEJIWA Episode 1
“Anak juga bisa jadi penggerak: Karakter Luhur Sebagai Inti Dari Setiap Pribadi
Senin, 01 Juni 2020
Narasumber:
Hilyatul Aulia Syahrul (Anak Inspiratif dari Bulukumba)
Diena Haryana (Pendiri Yayasan SEJIWA)
Doni Koesoema (Pakar Pendidikan Karakter)
Pembawa Acara:
Andika Zakiy (Koordinator Program Yayasan SEJIWA)
Ringkasan dari program Bincang Sejiwa
Kegiatan ini dibuka oleh pembawa acara yaitu, Andhika Zakiy dari Koordinator Program SEJIWA dengan memperkenalkan semua narasumber. Kemudian dilanjut oleh Ibu Diena menjelaskan, “Apa itu bincang SEJIWA dan apa yang mendasari terbentuknya program ini”, Bincang SEJIWA merupakan acara ‘online hangout’ untuk orang tua, guru, anak, serta anggota masyarakat peduli anak, dengan tagline “Menguatkan Karakter Luhur pada Anak”. Tujuan dari program ini adalah terciptanya keluarga yang bahagia, anak yang ceria dan kreatif, serta masyarakat yang mampu saling mendukung dan menumbuhkan. Selain itu, diadakannya bincang sejiwa pada hari ini yaitu juga bertepatan pada hari kebangkitan pancasila dimana didalam pancasila terbentuk juga karakter-karakter bangsa Indonesia. Dan selain itu bincang sejiwa juga diharapkan dapat menguatkan karakter-karakter anak indonesia, dan bisa mengimpikan anak indonesia bisa berkarakter sesuai nilai pancasila. Serta juga yang sudah dijelaskan oleh bapak nadiem makarim selaku bapak mentri pendidikan mengatakan tentang pentingnya dan penguatan pendidikan karakter dalam lingkungan keluarga, sekolah dan juga masyarakat. Dan terakhir, bincang sejiwa menampilkan praktek-praktek baik yang menginspirasi dan yang berdampak dimasyarakat terkait penguatan karakter luhur pada anak dan juga akan terus dapat menghadirkan orang-orang yang sudah mempraktekan pendidikan karakter dalam lingkungan keluarga, sekolah juga masyarakat agar terus bisa menginspirasi semua orang yang menonton bincang sejiwa.
Selanjutnya, penjelasan dari Bapak Donie Koesuma tentang “Apa itu karakter Luhur? Kenapa karakter luhur sangat dibutuhkan dan harus dimiliki oleh semua orang?”, bahwa sesungguhnya saat kita berbicara tentang karakter luhur, kita berbicara tentang diri kita tentang apa yang membuat manusia menjadi manusia yang sesungguhnya. Dan sebenarnya karakter luhur itu adalah cerminan dari manusia itu sendiri dan juga ditambahkan oleh Bay pascal yang mengatakan bahwa “yang membedakan manusia dengan manusia lainnya itu adalah keluruhannya yang ada didalam dirinya”. Serta terdapat salah satu karakter dari 6 Profil Pelajar Pancasila Mendikbud Nadiem, yaitu salah satunya adalah akhlak mulia. Bahkan manusia sebenarnya juga mampu merubah diri dan mentranformasi pikiran untuk menjadi manusia yang berkarakter luhur serta kita juga perlu belajar hal-hal dari karakter baik agar menjadi berkarakter luhur. Dan berharap dari bincang sejiwa ini banyak nantinya contoh-contoh dari karakter luhur yang bisa menjadi contoh dan inspirasi kita untuk menjadi manusia yang berkarakter luhur.
Selanjutnya, dijelaskan seseorang yang tumbuh dan berkembang di Bulukumba, Sulawesi Selatan, Hilyatul Aulia Syahrul, yang akrab disapa Ila, selalu mendengar pepatah ini dari neneknya. Wanita-wanita kuat dalam kehidupan Ila memotivasinya untuk menjunjung tinggi pendidikan. Ibu Ila merupakan satu-satunya orang dalam keluarga yang lulus dari sekolah menengah, dan menunjukkan kepada Ila bagaimana pendidikan dapat membuka peluang profesional dan ekonomi baru untuk kesejahteraan dan taraf hidup yang lebih baik. Meski banyak anggota keluarganya yang berpendidikan rendah atau tidak sama sekali, mereka semua mendukung Ila untuk bersekolah setinggi mungkin. Ila juga dikelilingi oleh keluarga yang sangat mendukung ila untuk mendapatkan pendidikan yang layak juga memberikan support kepada ila untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak putus asa untuk mengejar cita-cita juga mimpinya. Terdapat juga sosok kakek dan paman yang membuat ila mau berubah. Sosok Kakek ila ini adalah salah satu tokoh masyarakat di daerah Bulukumba, beliau sering bercerita kepada ila tentang sejarah pada zaman dahulu, pahlawan, dan juga memberikan motivasi untuk ila harus menjadi sosok yang nasionalisme, tidak mudah menyerah dan tidak putus asa. Juga paman ila yang berpesan kepadanya, “semoga ila dan saudara-saudara mendapatkan pendidikan yang layak dan teruslah mengejar mimpimu”. Kalimat itulah yang menjadikan prinsip hidup ila untuk berubah menjadi lebih baik diri sendiri maupun juga lingkungannya.
Dari lingkungan sekolah ila juga mendapatkan dukungan dari teman-teman maupun guru-guru yang mengajar ila disekolah. Ada ibu guru dan bapak mahdar yang membuat ila terbuka pikirannya untuk terus berubah menjadi lebih baik, Bapak mahdar ini tidak hanya mengajar 2 jam dikelas tetapi beliau membagi waktu 1 jam untuk mengajar dan 1 jam lagi untuk sharing, memberikan motivasi juga mendengarkan curahan hati murid-murid agar mereka tidak hanya mendapatkan pelajaran sekolah tetapi juga mendapatkan pelajaran hidup untuk terus berubah menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya serta mengatakan bahwa belajar bisa dimanapun dan kapanpun.
Dari segi pribadi, ila juga memiliki kebiasaan atau hobby gemar membaca dari usia 11 tahun. Alasan ila membaca buku adalah ia ingin melihat dunia lebih jauh, dan ia ingin melihat pendidikan yang luar biasa serta melakukan sesuatu untuk daerahnya. Mulai dari rasa penarasan yang cukup tinggi dan ingin merubah lingkungan, ila membaca banyak buku-buku yang ila suka dan berhubungan dengan apa yang ia ingin lakukan, termasuk buku ahmad fuadi dan biografi orang-orang hebat Indonesia yang dimana mereka menjalani hidup dengan penuh tantangan dan bagaimana cara mereka bisa melewati masalah hidup. Itu semua yang membuat si ila lebih terbuka lagi untuk berubah untuk diri sendiri maupun lingkungannya.
Kemudian dilanjutkan pertanyaan dari Ibu Diena kepada Ila tentang dengan perpustakaan ”Mari Mengenal Dunia”. Lalu ila menjawab, bahwa ila peduli dengan pendidikan yang ada di Indonesia dan ila juga ingin anak-anak di Indonesia medapatkan pendidikan yang layak dan hal-hal yang bisa dicontoh dari dirinya. Alasan ila membangun perpustakan “mari mengenal dunia” dari salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Sabang Marauke dan Ashoka dimana harus melakukan final project, yaitu harus menceritakan apa yang sudah dilakukan atau selama kegiatan dan siap melakukan perubahan dari keresahan yang dirasakan oleh Ila untuk lingkungannya menjadi lebih baik.
Begitulah kisah sosok ila yang sangat menginspirasi anak muda sekarang ini. Menurut Doni Koesuma, Ila ini sudah menjadi sosok pribadi yang dapat di contoh dan sangat menginspirasi semua orang. Ila ini juga memiliki akhlak mulia, yaitu dengan melakukan hal baik serta melibatkan banyak orang yang dapat mendukung ia untuk merubah lingkungannya yang bisa mendapatkan fasilitas membaca buku dengan membuat perpustakaan ”Mari Mengenal Dunia”.
Kesimpulan dari Bincang Sejiwa kali ini yaitu, untuk para anak-anak muda sekarang ini, kalian dapat menjadi pribadi lebih baik dengan adanya kemauan dan kepekaan dari diri sendiri. Pesan dari Ila, kita tidak usah mengurusi kehidupan orang lain karena akan menghabiskan banyak waktu dan pikiran sampai kita lupa untuk berubah menjadi pribadi lebih baik. Dan juga manusia itu makhluk sosial, kalau kita bersikap bodo amat. Mungkin kita tidak bermanfaat untuk orang lain. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, Siapa lagi?. Pesan dari Bapak Doni, Saya salut dengan ila, sudah mampu membaca banyak buku yang isinya tokoh-tokoh besar memang memiliki pemikiran yang luar bisa dan membuat motivasi kepada diri sendiri. Ayo kita biasakan untuk membaca, mulai lah dengan membaca yang kamu senangi. Untuk orang tua dan guru, ini menjadi tantangan yaitu harus membagi waktu mengajar, mendidik dan memberika waktu untuk sharing inspirasi kepada anak-anak. Karena anak-anak itu merupakan change maker dengan tidak diukur dari usia, dari usia anak atau dewasa semuanya bisa merubah dirinya tergantung dari dirinya, dan setiap individu mampu merubah pikiran dan bisa merubah yang ada dimasyarakat. Pesan dari Ibu Diena, dari dalam rangka hari lahir pancasila dan dari 6 pilar pelajar pancasila yang digaungi oleh Bapak Nadiem Makarim selaku Mentri Pendidikan Indonesia yaitu, Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, Kebhinekaan Global, Gotong Royong dan Kreatif. Ini menjadi modal untuk hidup dengan perbedaan dan tantangan yang kita hadapi untuk masyarakat di Indonesia. Teruslah berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Dan semua ini juga terdapat semua didalam diri Ila, berharap ila trus menjadi sosok menjadi inspirasi untuk anak-anak indonesia. Dan anak anak bisa menjadi karakter yang ada di pancasila dan melakukan praktek nilai-nilai luhur. Intinya, sepanjang hidup kita bisa berubah menjadi pribadi yang luhur.
Bincang Sejiwa perdana ini menginspirasi kita, menantang kita untuk berpikir melebihi diri kita sendiri, dan bermimpi melampaui kenyataan kita saat ini. Banyak pembaharu muda, seperti Ila, menggunakan seni bercerita sebagai inti dari gagasannya untuk membawa perubahan. Didorong oleh kesadaran akan pentingnya pendidikan dan kegemarannya di dunia literasi, Ila, bersama teman-teman dan gurunya, mendirikan sebuah perpustakaan umum untuk membangun budaya membaca, belajar, dan membawa perubahan di kalangan anak-anak dan remaja. Ila percaya bahwa Indonesia dapat bangkit menjadi negara yang lebih sejahtera dengan memberdayakan generasi muda dengan literasi perubahan (changemaking literacy). “Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan.” Kata Ila.