Workshop Nasional untuk Mengurangi “Bullying” di Sekolah
Melatih para pendidik dan orang tua murid untuk mengurangi
tindak bullying dan efek negatifnya di Indonesia.
Jakarta, 28 April 2007. Masih hangat dalam sorotan publik kejadian di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) beberapa waktu lalu dimana salah seorang prajanya ditemukan tewas akibat penganiayaan. Sebuah tayangan televisi memperlihatkan para senior institusi pendidikan ini yang melakukan penganiayaan fisik terhadap yuniornya. Tindakan kekerasan ini bisa dikategorikan sebagai bullying, dimana pelakunya secara agresif melakukan penekanan pada korbannya baik secara fisik maupun mental. Bullying adalah masalah penting di sekolah-sekolah di Indonesia.
Sadar akan hal tersebut Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA) kembali menggelar Workshop nasional mengenai “bullying” dengan tema “Intervensi Efektif untuk Mengurangi Bullying di Sekolah-sekolah” pada Sabtu (28/4) di Jakarta. Workshop ini diikuti oleh 350 peserta yang terdiri dari perwakilan pelajar SLTP/SLTA dari seluruh pelosok Indonesia, para pendidik, orang tua murid dan juga berbagai lembaga pendidikan nasional dan internasional. Dr. Amy Huneck, seorang ahli intervensi bullying yang bekerja di Jakarta International School akan berbagi pengalaman tentang strategi intervensi dan cara terbaik untuk mencegah bullying dengan menggunakan kombinasi pencegahan di kelas, sekolah, dan strategi manajemen lainnya, terutama saat ia mengelola sebuah sekolah di AS. Dr. Ratna Djuwita, psikolog dari UI, juga akan membagi pengalamannya membantu beberapa sekolah dalam mengembangkan strategi intervensi anti-bullying. Diena Haryana, Ketua Yayasan SEJIWA, akan memaparkan peran seorang pemimpin sekolah dalam memelopori terjadinya budaya anti-bullying di sekolah. Seurieus band, grup band beraliran rock menyampaikan kepedulian mereka terhadap bullying melalui lagu Stop Bullying, yang liriknya ditulis oleh Diena Haryana. Lagu ini untuk pertama kalinya akan diperdengarkan di hadapan publik dalam workshop hari ini, dan selanjutnya akan dirilis oleh Seurieus sebagai bagian dari album terbarunya.
Turut hadir dalam workshop, dosen IPDN Inu Kencana yang sangat gigih dan berani dalam mengungkap praktik bullying di kampusnya. Diharapkan kehadirannya dapat menjadi motivasi bagi para peserta workshop pada khususnya dan semua komponen bangsa pada umumnya untuk turut menghapus tindak kekerasan di negeri ini.
Diena Haryana, mengatakan, “Tujuan diselenggarakan workshop ini adalah untuk meningkatkan kesadaran para pendidik, orang tua dan masyarakat umum tentang keberadaan bullying, bahkan juga membantu mempersiapkan mereka untuk mengurangi tindak bullying di antara anak-anak sekolah serta menciptakan lingkungan sekolah yang positif dan sehat.”
Tambah Diena, “Workshop ini merupakan kelanjutan dari workshop yang telah diadakan pada 29 April 2006 lalu, serta riset mengenai bullying di sekolah-sekolah sejak tahun 2004 sampai 2006, yang semuanya didukung oleh para relawan GE dan juga GE Volunteer Foundation.”
Apa sebenarnya Bullying? Secara sederhana bullying adalah „penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau kelompok, sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tidak berdaya, peristiwanya mungkin terjadi berulang.“Bentuk Bullying sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu fisik seperti memukul, menampar, dan memalak (meminta dengan paksa yang bukan miliknya); verbal seperti memaki, menggosip dan mengejek; dan psikologis seperti mengintimidasi, mengecilkan, mengabaikan dan mendiskriminasi,” kata Diena menjelaskan.
Kejadian di IPDN menjadi salah satu contoh riil bullying. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yayasan SEJIWA, Amy Huneck, Ratna Djuwita, dan laporan dari berbagai media di Indonesia bullying di sekolah dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Mulai dari ejekan hingga kekerasan fisik yang serius, juga tindakan non verbal seperti mengucilkan.
Tanpa disadari, bullying banyak terjadi di banyak sekolah. Contoh saja kegiatan inisiasii seperti OSPEK dan ritual yang biasa diadakan oleh para senior. Kegiatan yang seharusnya bertujuan memperkenalkan sekolah dan program yang ada di sekolah tersebut malah melenceng menjadi ajang untuk mempermalukan para siswa baru dengan kegiatan yang merendahkan dan mengintimidasi.
Bullying memberi dampak negatif, baik pada korban maupun pelakunya. Berbagai penelitian telah menunjukkan hubungan antara bullying dengan meningkatnya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai akademik, dan tindakan bunuh diri pada orang dewasa dan anak-anak. Selain itu, bullying juga menurunkan skor tes kecerdasan (IQ) dan kemampuan analisis siswa. Sedangkan bagi pelaku bullying, mereka akan tumbuh menjadi pelaku kriminal dibandingkan dengan anak-anak yang tidak melakukan bullying.
Stuart L Dean yang mewakili GE Volunteers menyampaikan “Tindak Bullying akan merusak generasi penerus di Indonesia, maka sejak tahun 2004 GE melalui GE Volunteers dan GE Volunteer Foundation aktif mendukung program anti–bullying bekerjasama dengan Yayasan SEJIWA. Ini adalah bentuk perhatian kami terhadap dunia pendidikan di Indonesia.”
Workshop Nasional ini diharapkan dapat menggerakkan semangat anti–bullying di tengah rendahnya kesadaran masyarakat tentang bullying. Workshop tersebut terselenggara atas pendanaan dari GE, GE Volunteers Foundation, ExxonMobil CSR, JW Marriott, Business Dynamics, Grasindo, Seurieus Band, TransTV/TV7, juga Medco Energi, dan didukung oleh para relawan dari GE Volunteers
# # #
—————————————————————————————————–
Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA)
Sebuah lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan. Beranggotakan psikolog, pakar pendidikan dan para professional, SEJIWA bertekad memainkan perannya dalam membantu meningkatkan mutu pelajar yang dihasilkan oleh system pendidikan kita, yang sehat, toleran, memiliki respek pada orang lain, dan bersahaja.
GE Volunteer Foundation
GE Volunteer Foundation adalah organisasi donor yang dikelola oleh relawan GE, mendanai kegiatan kami, dengan berbagai program yang disponsori dan dilaksanakan oleh para relawan GE di masyarakat sekitar tempat tinggal, juga tempat bekerja dan bermain.
GE Volunteers
Organisasi sukarelawan yang dijalankan para karyawan General Electric ini menjalankan program di bidang pendidikan, kesejahteraan warga, dan lingkungan hidup. GE Volunteers dibentuk tahun 1928 dan memulai kiprahnhya di Indonesia sejak 1998. Sukarelawan GE yang berjumlah 50,000 orang di seluruh dunia berkontribusi lebih dari satu juta jam kerja per tahun melalui program-programnya di lebih kurang 40 negara dimana GE beroperasi.
Divisi CSR ExxonMobil
Divisi ini menjalankan kegiatan sosial ExxonMobil yang terkait dalam bidang pendidikan, pemberdayaan wanita, kesehatan dan peningkatan mata pencarian. ExxonMobil memiliki sejumlah besar tim sukarelawan yang mengkontribusikan waktu luang mereka untuk program Divisi CSR yang menjadi tanggung jawab mereka sebagai karyawan tetap.
Business Dynamics
Institusi pendidikan dan pelatihan yang telah menyelenggarakan program-program pengembangan profesi di seputar Indonesia dan beberapa Negara Asia lainnya sejak tahun 1993. Business Dynamics mendukung berdirinya Yayasan Semai Jiwa Amini (“SEJIWA”) sebagai inti dari program sosial yang terkait, serta menyediakan bantuan teknis secara sukarela dalam bentuk pembuatan program pelatihan dan pemberian pelayanan konsultasi bagi para pelaksana Sejiwa.
* * *