BINCANG SEJIWA EPISODE 33: “PERJUANGAN HIDUP YANG BERAT BERUJUNG MANIS | BAPAK SUKIMAN DAN BUAH HATI”

BINCANG SEJIWA EPISODE 33: “PERJUANGAN HIDUP YANG BERAT BERUJUNG MANIS | BAPAK SUKIMAN DAN BUAH HATI”
Minggu, 10 Januari 2020

 BS Ep 33 1

Narasumber:

  • Dr Sukiman, M.Pd. (Ketua Umum Ikatan Doktor PAUD Indonesia)
  • Ary Indriana Savitri, MSc, PhD (Scientific board of Siena Clinical, Academic Research Organization. Jakarta, Indonesia)
  • Diena Haryana (Pendiri Yayasan SEJIWA)
  • Doni Koesoema A (Pakar Pendidikan Karakter)

Dipandu oleh Andika Zakiy (Program Koordinator)

 

Perjalanan Hidup Bapak Sukiman

Bapak Sukiman merupakan anak terakhir dari empat bersaudara. Beliau terlahir dari keluarga petani, di desa kecil di Sukoharjo, Jawa Tengah. Ayahnya meninggal dunia ketika Pak Sukiman berusia dua tahun. Sebagai anak yatim sejak kecil, Pak Sukiman sering mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari lingkungan sekitarnya, seperti dicemooh oleh temannya-temannya, dan juga sering merasa iri dengan teman-teman sebaya yang memiliki orang tua lengkap. Ketika masih kecil, ibunya berjualan hasil pertanian ke luar kota, sehingga Pak Sukiman tinggal dengan neneknya. Kakak-kakak Pak Sukiman tinggal jauh dari Pak Sukiman kecil. Kakak dari Pak Sukiman yang bekerja di Jakarta membiayai pendidikan Pak Sukiman hingga STM. Setelah lulus, Pak Sukiman pindah ke Jakarta untuk mengubah nasib.

Setelah pindah ke Jakarta, Pak Sukiman bekerja di departemen P dan K (sekarang Kemdikbud). Setelah dua tahun bekerja disana, Pak Sukiman mendapatkan informasi mengenai sekolah khusus untuk pegawai negeri, yatiu Sekolah Tinggi Administrasi Negara. Pak Sukiman akhirnya melanjutkan sekolah tinggi disana dan bisa lulus dari sekolah tinggi sebagai lulusan terbaik. Kemudian setelah lulus beliau bekerja kembali dan mendapat kesempatan untuk mendapatkan beasiswa di IKIP Jakarta (sekarang UNJ). Pak Sukiman melanjutkan studi S2nya di IKIP Jakarta dan bisa lulus dengan prestasi yang baik. Pak Sukiman kemudian melanjutkan studi S3nya di UNJ karena dorongan dari anak-anaknya untuk terus belajar.

Walaupun masa kecil Pak Sukiman penuh dengan kesulitan, namun Pak Sukiman dapat membuktikan bahwa siapapun dapat menjadi orang yang sukses. Ada kalanya saat Pak Sukiman masih kecil beliau merasa down dengan hidupnya, tapi beliau bertekad untuk tetap kuat dan bersemangat. Pa Sukiman juga menyadari bahwa beliau diberikan kemampuan dan kemudahan dalam belajar. Sehingga Pak Sukiman memaksimalkan kemampuannya tersebut untuk terus bersekolah. Setelah pindah ke Jakarta, Pak Sukiman juga tidak begitu merasa kesulitan dengan tentangan yang ia hadapi di kota, karena ia terbiasa hidup keras di desa.

 

Kisah Ary Savitri, Puteri Pertama Bapak Sukiman

Mba Ary Savitri merupakan anak pertama Pak Sukiman dari tiga bersaudara. Saat ini Mba Ary telah menyelesaikan studi S3nya, dan menjabat sebagai Scientific Board of Siena Clinical, Academic Research Organisation di Jakarta. Kesuksesan Mba Ary dan adik-adiknya tidak terlepas dari peran kedua orang tuanya yang selalu mengajarkan hal-hal baik kepada anak-anaknya. Mba Ary merasa sangat bersyukur telah dilahirkan dari orang tua yang luar biasa, yang bisa dijadikan contoh dalam berkehidupan sehari-hari. Walaupun Pak Sukiman dan istrinya cukup sibuk karena keduanya bekerja, namun mereka selalu menyempatkan waktu akhir pekan mereka khusus untuk berkumpul dengan keluarga. Hal ini lah yang menjadikan anak-anak mendapatkan rasa kebersamaan di dalam keluarga.

Mba Ary juga bercerita mengenai bagaimana orang tuanya selalu mengajarkan nilai-nilai positif kepada anak-anaknya. Dari sosok ayahnya, yaitu Pak Sukiman,  Mba Ary banyak belajar mengenai kedisiplinan dan kejujuran. Pak Sukiman merupakan orang yang disiplin, tegas, dan jujur. Beliau menerapkan nilai-nilai tersebut di dalam rumah tangga, sehingga anak-anaknya juga menginternalisasi nilai-nilai positif tersebut. Walaupun Pak Sukiman merupakan sosok yang sangat disiplin dan tegas, namun Pak Sukiman tidak pernah memaksakan anak-anaknya untuk melakukan sesuatu di luar minat anak-anaknya.  Hal ini lah yang menjadikan anak-anak Pak Sukiman berani untuk mengeksplor segala sesuatu sejak muda, sehingga mereka bisa menemukan passion mereka masing-masing.

Terkait dengan perjalanan akademik Mba Ary, orang tuanya menjadi salah satu sosok yang sangat memberikan dukungan terkait perjalanan akademik anak-anaknya. Sejak Mba Ary kecil, Pak Sukiman telah memberikan buku mengenai kehidupan dan cita-cita serta rencana hidup kepada Mba Ary. Buku ini lah yang menjadi salah satu motivasi bagi Mba Ary untuk mencapai cita-citanya.

Perjalanan akademik Mba Ary sejak kecil sudah cukup cemerlang. Sejak SMP hingga SMA, ia sering mengikuti lomba-lomba dan juga olimpiade sains nasional. Ia juga mengambil studi S1nya di kedokteran UI, dan menjadi salah satu mahasiswa berprestasi disana. Setelah menyelesaikan studi S1nya, Mba Ary berangkat ke Belanda untuk melanjutkan studi S2nya untuk program Master Clinical Epidemiology. Di sana Mba Ary mendapatkan beasiswa dari Utrecth University, dan ditawarkan untuk sekaligus melanjutkan program PhD di sana. Setelah menyelesaikan program PhDnya di tahun 2016, Mba Ary menikah dan tinggal beberapa tahun di Belanda dengan suaminya. Ia juga sempat bekerja sebagai dosen dan peneliti di salah satu perusahaan di Belanda.

Pentingnya Memberikan Komentar Positif Kepada Karya Anak

Kedua orang tua Mba Ary selalu memberikan ruang bagi anak-anaknya untuk terus menggali minat dan bakat anak-anaknya untuk terus berkembang. Salah satunya adalah Mba Ary, yang diberikan ruang untuk berkarya dalam bentuk tulisan. Sejak kecil, Mba Ary sudah sangat menyukai dunia menulis. Saat kelas 1 SD Mba Ary mulai menulis surat untuk saudaranya dan pada saat kelas 5 SD, Mba Ary sudah menyelesaikan beberapa cerita pendek dan satu buah novel.

Kegemaran Mba Ary dalam menulis terus tumbuh seiring berjalannya waktu, hingga pada suatu waktu Mba Ary mendapatkan komentar yang negatif dari salah satu orang terhadap novel yang ditulisnya. Sejak saat itu minat menulis Mba Ary menurun. Ia sudah tidak pernah menulis novel lagi setelah mendapatkan komentar negatif tersebut.

Hal penting yang bisa diambil dari perjalanan Mba Ary adalah bahwa anak akan percaya akan apa yang dikatakan oleh orang dewasa. Sehingga orang dewasa perlu memberikan komentar-komentar yang positif pada hasil karya anak agar anak terus bersemangat untuk mengeksplor hal-hal yang ia sukai. Komentar negatif yang diberikan pada anak justru akan menjatuhkan semangat anak dalam berkarya. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk memberikan apresiasi atas apa yang dilakukan oleh anak-anak, agar anak mampu percaya diri dalam melakukan segala hal.

Pentingnya Kehadiran Orang Tua dalam Mendidik Anak

Mba Diena memberikan pandangannya terkait pentingnya kehadiran orang tua dalam mendidik anak. Penting bagi orang tua untuk memberikan perhatian kepada anak-anak dengan penuh cinta. Orang tua juga perlu menjadi sosok yang menghargai potensi yang dimiliki anak. Hal ini lah yang benar-benar terlihat dari sosok Pak Sukiman dan keluarganya yang mampu menumbuhkan anak-anaknya menjadi orang yang penuh kerendahan hati. Adanya komitmen dari kedua orang tua untuk menghantarkan anak-anak ke masa depan yang baik juga merupakan salah satu hal yang penting. Orang tua juga perlu konsisten dalam mendorong minat dan bakat anak-anak. Sikap konsisten ini harus dilakukan oleh kedua orang tua, yaitu bapak dan ibu, sehingga apa yang dikatakan oleh bapak maupun ibu tetap selaras dan tidak membingungkan anak. Hal itu lah yang mendukung terjadinya kekayaan karakter.

Daya Juang Orang Tua yang Menginspirasi Anak

Mas Doni juga mengungkapkan pandangannya terkait kisah dari Pak Sukiman dan Mba Ary. Mas Doni melihat bahwa orang tua adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Sebagai pendidik yang utama, orang tua menjadi teladan dan menjadi tokoh yang menginspirasi bagi anak-anaknya. Apa yang telah terjadi pada keluarga Pak Sukiman merupakan bukti nyata bahwa daya juang orang tua akan menginspirasi anak dalam menjalani kehidupannya.  Keteladanan Pak Sukiman dari hidupnya yg sederhana lah yang membentuk Pak Sukiman menjadi pekerja keras dan orang yang mau terus belajar. Hal itu lah yang dilihat dan ditiru oleh anak-anaknya sebagai inspirasi dalam kehidupan.

Dalam proses pengasuhan, Pak Sukiman juga membiarkan anak-anaknya untuk mengeksplorasi dalam menemukan minatnya. Menurut Mas Doni, hal tersebut merupakan proses yang sangat baik, karena dalam proses pendidikan, sesuatu yang dipaksakan dari luar tidak akan dapat diinternalisasi oleh anak. Sehingga apa yang dilakukan Pak Sukiman dalam memberikan keleluasaan kepada anak-anaknya dalam berkarya merupakan hal yang tepat dalam menanamkan karakter baik dan nilai-nilai positif pada anak.

 

Untuk menyaksikan kisah inspiratif dari Pak Sukiman dan keluarga, Sahabat SEJIWA dapat menyaksikannya melalui:

 

Yayasan SEJIWA

Service for Peace

Bagikan artikel ini ke:

Facebook
Twitter
LinkedIn