SIBERKREASI CLASS : SMART PARENTING
EPISODE 4
“Mencegah Isu-Isu Rentan di Ranah Daring”
Rabu, 13 Juni 2020
Via Zoom Meeting
#BerkreasiDiRumah #SiberkreasiClass #smartparenting

Pict 2 2Episode kali ini, Smart Parenting mendatangkan narasumber Mas Andy Ardian dari ECPAT INDONESIA dan tidak lupa Pematik kita yaitu Ibu Diena Haryana dari Sejiwa.

Orangtua yang faham akan konten-konten yang ada di internet dan peduli akan tumbuh kembang anaknya, akan bersungguh-sungguh untuk mendampingi dan melindungi anaknya dari segala bentuk isu-isu rentan anak di ranah daring. Teknologi yang semakin maju dan tidak dapat dihindari menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi orang tua.

Internet yang merupakan bukti adanya kemajuan teknologi saat ini sudah menjadi bagian penting dalam proses kehidupan, termasuk anak-anak. Data yang didapatkan dari APJI (Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia) 2019 menyatakan bahwa pengguna internet berjumlah 171 juta dan 30% di antaranya anak-anak dengan rentang usia 10 – 19 tahun. Setiap hal pastinya mengandung dua dampak: dampak positif dan negatif tergantung dari bagaimana seseorang memanfaatkan hal tersebut, tak terkecuali dengan internet. Seperti contohnya dalam dunia pendidikan, internet bisa memberikan dampak positif, terlebih pada saat masa pandemi saat ini dimana internet menjadi solusi bagi anak-anak untuk dapat terus belajar.

Akses penggunaan internet pada anak yang tengah terjadi di era pandemi saat ini telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelumnya. Tingginya akses penggunaan internet pada anak ini menjadikan kurangnya screen time (waktu yang dihabiskan oleh anak di depan gadget) pada anak. Hal ini tentunya mungkin akan menimbulkan berbagai dampak yang akan dirasakan, mulai dari tingginya akses internet oleh anak-anak, kurang komunikasi antar keluarga, anak kecanduan games dan masalah psikologis lainnya, anak rentan mengalami bullying, serta anak rentan mengalami kekerasan dan eksploitasi online. Penggunaan internet ini kemudian yang akan memunculkan berbagai konteks interaksi di internet yang kemudian menjadikan anak sebagai tiga pribadi yang berbeda: anak menerima berbagai konten di internet, anak diajak untuk berpartisipasi di dalam internet, dan anak juga yang dijadikan aktor atau pelaku di dalam internet. Berbagai peran ini yang selanjutnya memungkinkan anak menjadi rentan dari berbagai bahaya yang ditimbulkan dari internet, misalnya bahaya eksploitasi seksual anak di ranah online.

Tingginya penggunaan internet di usia anak, terlebih pada saat pandemi ini juga memberikan dampak pada semakin rentan pada anak-anak untuk menjadi korban kejahatan di ranah online, khususnya eksploitasi seksual anak. Berbagai studi menjukkan anak-anak di berbagai dunia saat ini menghadapi ancaman nyata dari eksploitasi seksual anak di ranah online. ECPAT Indonesia telah melakukan survei terkait dengan pengalaman berinternet pada anak di masa pandemi. Hal ini memunculkan hasil bahwa dari 1203 responden anak, terdapat 287 anak mengalami pengalaman buruk saat berinternet di masa pandemi dengan rincian: 112 responden dikirimkan tulisan atau pesan teks yang tidak sopan dan senonoh, 66 repsonden dikirimkan gambar atau video yang membuat tidak nyaman, dan 27 responden dikirimkan gambar atau video yang menampilkan pornografi. Dengan adanya pengalaman buruk ini, memberikan pengaruh dan dampak buruk pada anak, seperti anak lebih takut ditindas secara online daripada offline, merasa takut ditindas baik di kehidupan nyata maupun virtual, mengaku ditindas secara online, mengalami penurunan tingkat kepercayaan diri, penurunan dalam proses belajar di sekolah, mengalami depresi, kerap bermimpi buruk, mulai menghindari kontak dengan anak-anak lainnya, dan mengidap anoreksia.

Adanya berbagai ancaman kepada anak-anak, terlebih mengenai eksploitasi sekskual anak, memunculkan peran penting dari orang tua dan juga lingkungan. Jadikanlah keluarga dan lingkungan sekitar menjadi dekat dengan anak, sehingga anak bisa mencurahkan semua ceritanya dan anak merasa didengarkan. Hal ini sebagainya yang juga ditujukkan dari hasil survei yang dilakukan oleh ECPAT Indonesia, di mana anak-anak mengatakan bahwa mereka menceritakan kejadian yang dialami kepada orang terdekatnya.

Kunci utama dalam pengasuhan orang tua sebagai bentuk pengecahan atas dampak negatif internet adalah bagaimana menguatkan relasi atau komunikasi dan memanfaatkan teknologi menjadi suatu hal yang menjadi pemecah solusi sebagai upaya untuk membuat perlindungan anak. Berikut tujuh tips pengasuhan yang baik baik keluarga.

  1. Memperkuat komunikasi antara orang tua dan anak
  2. Jangan berhenti belajar di mana orang tua perlu untuk belajar bagaimana menjadi orang tua bijak di era yang canggih ini
  3. Gunakan aplikasi parental control
  4. Diskusikan aturan main gadget anak
  5. Menjadi teman anak di online
  6. Menggunakan internet bersama dengan anak
  7. Jadilah teladan digital yang baik bagi anak.

Selain orang tua, peran lingkungan, khususnya sekolah yang merupakan salah satu lingkungan terdekat anak dapat menjalankan peran untuk mencegah eksploitasi seksual anak di ranah online, yakni.

  1. Membuat aturan dan pembatasan serta efektifias penggunaan gadget di sekolah (hal ini juga menyesuaikan dengan kebijakan sekolah dan bagaimana “seni” sekolah untuk mengatur penggunaan gadget anak).
  2. Melatih guru dan pihak lain untuk paham atas situasi ini, maksudnya adalah situasi di mana internet sudah menjadi bagian dari kehidupan bermasyarakat
  3. Memperbanyak kegiatan dan aktivitas sekolah yang bersifat fisik
  4. Membuat program kreativitas digital bagi anak
  5. Mengarahkan dan menumbuhkan rasa ketertarikan anak didik untuk mengakses konten-konten positif (seperti konten hobi, pengetahuan alam, teknologi, dan politik)
  6. Memberikan pendidikan literasi digital bagi anak dan orang tua didik
  7. Melatih guru untuk memahami potensi, peluang, dan ancaman yang ada di dunia digital.

Penting bagi seluruh pihak untuk mengenali dan memahami situasi-situasi yang berisiko pada anak, sehingga dapat dilakukan upaya penanganan dan pencegahan baik di rumah, sekolah, atau masyarakat. Teknologi dapat menjadi kemudahan bagi setiap individu, namun kemudahan yang didapatkan tergentung dari bagaimana individu tersebut memaknai dan menggunakan teknologi dengan bijak. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Mas Andy, “Karena kemudahan teknolgi, kita menganggap bahwa kemudahan teknologi bisa menjadi jawaban atau solusi dari masalah kita. Handphone bukanlah sebuah jawaban yang harus digunakan untuk menyelesaikan masalah. Handphone mungkin solusi, tapi bukan solusi paling tepat, kita masih harus memikirkan alternatif lain”

 

Siberkreasi

In Collaboration with

Yayasan Sejiwa

#BerkreasiDiRumah #SiberkreasiClass #smartparenting